PROKAL.CO, BANJARMASIN - Walikota Banjarmasin Ibnu Sina mengajak DPRD, Polri, TNI, dan Kejaksaan Negeri rembuk di Balai Kota, kemarin (11/1). Pertemuan tertutup itu membahas masalah taksi online di kota ini.
Belum lama ini, sopir angkot ngeluruk ke Balai Kota. Berunjuk rasa menyatakan keresahannya atas kehadiran taksi online. Itu bukanlah aksi protes pertama. Sebelumnya juga pernah terjadi di Terminal Induk Jalan Ahmad Yani kilometer enam.
Pertemuan itu mencuatkan tiga poin penting. Pertama, Dinas Perhubungan akan memanggil semua operator taksi online. Mendata berapa sebenarnya jumlah taksi online di Banjarmasin. "Saya pernah menerima Aliansi Taksi Online Kalsel, katanya ada seribu. Tapi benar atau tidak, pemko tak tahu," kata Ibnu.
Kedua, pemko akan menuntut percepatan terbitnya peraturan Gubernur Kalsel tentang taksi online. Sebagai petunjuk teknis atas terbitnya Peraturan Menteri Perhubungan No 108 Tahun 2017 tentang Taksi Online. Sebab, pemko dan pemkab tak bisa berbuat banyak. Mengingat Permenhub itu menyebut dengan tegas wewenang pengaturan taksi online ada di tangan pemprov.
Poin terakhir, selama Pergub belum terbit, semua pihak diwajibkan menahan diri. Dilarang keras menggelar aksi razia taksi online. Apalagi main gebuk yang menjurus pada tindak pidana penganiayaan dan perusakan. "Semuanya saya minta menahan diri, tolong sekali jangan ada gesekan. Bersabar lah menunggu Pergub. Kabarnya akan terbit Februari ini," tukasnya.
Ibnu paham, taksi berbasis aplikasi ini merupakan keniscayaan dari era digital. "Ini tuntutan zaman. Permintaan konsumen. Toh tetap saja harus ada aturan main," tegasnya.
Ketua DPRD Banjarmasin, Ananda meminta masalah ini jangan dibesar-besarkan. Alasannya, konflik antara taksi online dan offline terjadi hampir di semua kota di Indonesia. "Kondisi di Banjarmasin jauh lebih kondusif, lebih mendingan," ujar politisi Golkar tersebut.
Masukan Ananda pada forum, jangan sampai pemerintah dan aparat terkesan berat sebelah. Lebih memihak kubu taksi offline atau online. "Kalau memihak, bakal ada yang terpancing," yakinnya.
Bagaimana dengan komentar pengusaha taksi online? Ahmad Basuki dari Aliansi Pengusaha Taksi Online mengaku bersyukur atas hasil rembuk tersebut. Selama ini, Basuki selalu dibayangi rasa was-was. Jika ada anggotanya yang terjaring sweeping dan disakiti ketika sedang bekerja. "Alhamdulillah, inilah yang selama ini kami harapkan. Suasana yang aman dan kondusif," ujarnya.
Mengenai Pergub yang sedang dinantikan, Basuki berniat mempelajarinya setelah terbit nanti. "Kalau ada yang memberatkan, kami akan ajukan revisi," tukasnya.(fud/at/dye)