PROKAL.CO, BANJARMASIN - Sempat lesu karena harga karet terpuruk dalam beberapa tahun. Kini gairah petani Banua pergi ke kebun untuk menyadap telah kembali, itu dikarenakan dalam beberapa bulan terakhir harga karet mulai berangsur membaik.
Di tingkat petani harga jual karet mentah saat ini mencapai Rp9 ribu perkilogram. Padahal di masa keterpurukannya, harga karet hanya di angka Rp4 ribu hingga Rp5 ribu perkilogram.
Marimin, salah seorang petani karet di Desa Pingaran Ulu, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar mengaku mulai rajin ke kebun lantaran meningkatnya harga karet. Setiap subuh, pria paruh baya ini sudah berjibaku di tengah kebun karet miliknya. "Mulai semangat sekarang, karena menyadap karet tidak lagi hanya mendapatkan lelah. Karena harganya sudah naik," katanya kepada Radar Banjarmasin.
Saking semangatnya, setiap harinya dia mengaku mampu menyadap 600 pohon karet yang tumbuh di atas dua hektar lahan miliknya. Hingga menghasilkan 40 kilogram getah hasil sadapan perharinya. "Waktu harga karet murah, paling cuma menyadap 300 pohon karena malas," ujarnya.
Sementara itu, petani karet lainnya Sutardi mengaku memilih mengistirahatkan sekitar tiga hektar kebun karet miliknya saat harganya terpuruk. Namun setelah harga karet mulai membaik sekitar satu bulan terakhir ini, pohon karet yang sempat diistirahatkan kembali disadap. "Sekarang kembali menyadap karena ada untungnya, kalau sebelum naik kemarin kami menyadap cuma dapat pegalnya," katanya.
Dia berharap, harga karet terus mengalami kenaikan. Atau bahkan meningkat seperti pada tahun 2010, di mana saat itu harga karet menyentuh Rp14 ribu hingga Rp16 ribu perkilogram. "Mudah-mudahan saja terus naik, kalau turun lagi pasti semangat petani akan kembali turun," tuturnya.
Secara terpisah, Plt Kepala Dinas Perkebunan Kalsel Ikhlas melalui Kabid Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (PPHP) Fauzi Noor membenarkan jika harga karet Kalsel saat ini mengalami tren kenaikan. "Sekarang di petani harga karet bahkan ada yang mencapai Rp10 ribu perkilogram," ungkapnya.
Ia membeberkan, kenaikan harga karet dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan ekspor ke luar negeri. Salah satu negara yang mulai gencar mengimpor karet ialah China. "Di China karet digunakan untuk produksi ban, mungkin permintaan ban tinggi sehingga mereka membutuhkan banyak bahan baku," pungkasnya. (ris/by/ran)