RADARBANJARMASIN.CO.ID, BANJARMASIN - Menjaga kekeringan dan ketajaman tubuh binaragawan tak semudah yang dibayangkan. Tak heran pria ini harus makan daging 300 gram sehari. Dibutuhkan konsistensi dan disiplin tingkat tinggi. Terutama dalam menjaga keseimbangan asupan gizi serta pola latihan perhari.
Bagi seorang atlet, contohnya seperti Niko Wambaki. Untuk periapan menuju PON XIX, dia harus mengkonsumsi 5 gram protein per 1 kg berat badannya. Tak boleh kurang ataupun berlebihan.
Saat ini bobot Niko berada diangka 61 kg. Jika dikalikan dengan 5 gram, maka dia membutuhkan 300 gram protein dalam sehari.
Mengapa protein begitu penting? Karena itulah bahan dasar utama pembentukan masa otot. Selain itu juga berpengaruh besar terhadap daya tahan tubuh selama menjalankan aktivitas latihan.
Pelatih binaraga Kalsel, Yudha Pribadi menyebut ada lima jenis makanan pokok yang mengandung protein. Diantaranya dada ayam, daging merah, ikan laut, tahu tempe serta putih telur. "Lima jenis itulah yang biasanya di konsusmi atlet," tuturnya.
Untuk menjaga asupan protein tentu tak sembarangan. Ada standar kadar yang harus disesuaikan. Hal itu diatur dalam pola dan jadwal makan perhari.
---------- SPLIT TEXT ----------
Yudha menjelaskan bahwa pola makan atlet berbeda. Untuk memenuhi standar protein, paling tidak mereka harus makan lima sampai enam kali sehari. “Jadi makan atlet binaraga ataupun angkat berat harus pertiga jam. Jadi kebutuhan protein perhari dibagi lima atau emam kali makan,” jelasnya.
Dibandingkan karbohidrat dan serat, persentasi kebutuhan protein memang lebih tinggi. Bahkan bisa mencapai 80 persen jika sudah mencapai masa puncak.
Sebenarnya bahan dasar pembentukan otot maupun tenaga tak hanya datang dari makanan pokok. Namun juga didapat dari asupan suplemen. Sebut saja seperti vitamin. Namun persentasinya hanya mencapai angka 25 persen perhari. “Suplemen hanya membantu. Paling banyak tetap terdapat pada makanan pokok. Sekitar 75 persen,” kata Yudha.
Sejauh ini atlet binaraga Kalsel, Niko Wambaki belum menjalani program latihan khusus. Intensitasnya hanya 50 persen. Enam sampai lima kali dalam satu pekan. (nur/arh/ema)