Ia menyiapkan lahan seluas 25 hektar. 12 hektar diantaranya dipakai untuk budidaya ikan tawar. Dengan pertambakan itu, ia berharap biaya pendidikan tidak harus dibebankan pada santri. "Selain tambak, maunya juga ada perkebunan," ujarnya.
Membangun pesantren tahfiz ini rupanya bukan mimpi semalam. Muhidin sudah memikirkannya sejak lima tahun silam. Hingga akhirnya ia jadikan nazar. "Kalau tidak jadi gubernur, saya bakal bangun pesantren," kenangnya.
Membangun pesantren dan menyerahkan bisnis pada kerabat, apakah itu sinyal pria berumur 57 tahun ini tak lagi tertarik dengan dunia politik? Keliru, ia masih menyimpan ambisi. "Tapi bukan politik daerah, saya ingin ke Jakarta," ujarnya.
---------- SPLIT TEXT ----------
Ia hendak ikut Pileg DPR RI pada 2019 mendatang. Masih lama, karena itu pula Muhidin masih punya banyak waktu untuk berubah pikiran. "Tapi saat ini fokus saya kesitu," tegasnya.
Guna memuluskan langkah menuju Senayan, ia mengklaim sudah didekati beberapa partai politik. "Salah satunya PAN (Partai Amanat Nasional)," ujarnya. Muhidin punya kedekatan khusus dengan parpol biru-putih tersebut. Sebelum memutuskan menjadi politisi non-parpol, ia adalah Ketua PAN Cabang Kalsel.