PROKAL.CO,
Rintik hujan tidak mengganggu suara khas musik tradisional kurung-kurung yang mengiringi tradisi Manugal di Desa Pipitak Jaya Kecamatan Piani Kabupaten Tapin, kemarin.
Harmoni mungkin kata yang sangat pas saat menggambarkan ratusan warga Dayak Meratus menanam benih di tanah seluas setengah hektare.
Bagaimana tidak, mereka yang melaksanan tradisi manugal benih pataungan (benih yang dimiliki bersama) memiliki peran masing-masing.
Seperti pemain musik kurung-kurung yang identik dengan pria dengan Mandau di pinggang, lalu ada yang maasak (membuat lubang untuk padi) dengan menggunakan tongkat kayu yang sudah dibuat runcing ujungnya, juga diperankan oleh pria.
Lalu tidak kalah penting maumang (menaburkan benih ke lubang yang tersedia) semuanya dilakukan oleh perempuan dengan membawa lanjung yang berisi benih di pinggang atau di belakang. Sebagian perempuan lainnya asik memasak, untuk menyediakan makanan.
Mereka semua berjalan beriringan dari ujung ke ujung, agar laham yang sudah dibakar untuk ditanam isa di taburkan oleh macam-macam jenis benih yang tersedia.