BANJARMASIN – Persatuan Angkat Berat Seluruh Indonesia (PABSI) Kalsel belum menjalankan program latihan. Terutama bagi atlet binaraga yang mendapat fasilitas dalam masa persiapan PON Jawa Barat 2016.
Pelatih binaraga Kalsel, Yudha Pribadi menyebut mereka tidak berani memulai latihan keras. Alasannya karena kebutuhan gizi dan suplemen belum dapat terpenuhi. “Kami masih menunggu insentif bulanan yang dijanjikan,” tutur Yudha.
Sekadar diketahui. Berdasarkan SK KONI Kalsel, pelatprov terhitung sudah dimulai 15 Februari tadi. Artinya semua cabor wajib menjalankan program latihan menuju PON di Jawa barat, September nanti.
Yudha sadar, KONI sebenarnya bukannya ingin memperlambat. Menurut sepengetahuannya, mereka juga terkendali soal pencairan dana yang tertahan di Dispora Provinsi Kalsel. “Kami sangat memahami hal itu,” sebutnya.
---------- SPLIT TEXT ----------
Sejauh ini PABSI Kalsel tetap menggelar latihan. Namun porsinya menyesuaikan dengan kemampuan tubuh. Atau sesuai dengan kadar gizi dan suplemen yang dikonsumsi. Hal tersebut dilakukan demi kesehatan atlet.
“Harusnya untuk persiapan PON latihan dilakukan dua kali sehari. Tapi sementara ini baru bisa sati kali sehari,” ungkap Yudha. Dia berharap insentif dari KONI cepat dicairkan. Mengingat beberapa bulan lagi mereka bakal menghadapi PON.
PABSI Kalsel sendiri mampu meloloskan tiga atlet ke PON. Tapi hanya Niko Wambaki yang berhak difasilitasi KONI. Sebab, dia sukses meraih perunggu. Sementara dua lainnya lolos berdasarkan peringkat nasional. Mereka adalah Bambang Hariyanto peringkat empat untuk nomor angkat berat kelas 65 kg. Sedangkan Jasmi masuk peringkat 5a kelas 72 kg. (nur/arh)