Kemenag Desak Tunda Kebijakan Rekam Biometrik

- Jumat, 4 Januari 2019 | 11:31 WIB

Desakan Kementerian Agama Republik Indonesia untuk menunda pemberlakuan perekaman biometrik masih belum ditanggapi pemerintah Arab Saudi. Perekaman biometrik terus dilakukan meskipun gelombang keluhan dari Jemaah dan travel terus berdatangan. 

Layanan rekam biometrik tetap berjalan sebaimana biasa. Gonjang-ganjing di luar tidak mempengaruhi VFS Tasheel,perusahaan yang mengoperatori kebijakan pengurusan Visa Arab Saudi.

Deddy, salah seorang staf VFS Tasheel Banjarmasin mengatakan dia bahkan belum mendengar adanya permintaan dari Kemenag untuk menunda perekaman biometrik. “Kita tidak tahu itu, sebagai operator, kami akan tetap bekerja seperti biasa,” ucapnya singkat.

VFS Tasheel Banjarmasin sendiri sudah mulai berbenah. Untuk memberikan kenyamanan dalam pelayanan, Deddy mengatakan perusahaan telah menambah komputer serta staf operator. Hanya saja, memang belum bisa dioperasikan cepat. “Kita menunggu instruksi pusat,” ucapnya.

VFS Tasheel sebenarnya adalah perusahaan transnasional. Perusahaan ini telah dipercayakan untuk melakukan layanan perekaman biometrik di negara-negara lain seperti Filipina, Singapura, Jepang dan Korea Selatan.

VFS Tasheel ditunjuk langsung Kementerian Luar Negeri Arab Saudi untuk menjadi penyedia layanan biometrik untuk visa di Indonesia.

Pertimbangannya karena perusahaan ini dianggap telah memiliki pengalaman dalam perekaman sidik jari lebih dari 6 tahun dan lebih dari 80 tahun dalam pengembangan paspor diplomasi dan khususnya dalam perekaman sidik jari yang berkaitan dengan paspor.

Sayangnya di Banjarmasin, pelayanan dari perusahaan ini jauh dari layak. Kantor Perwakilan VFS Tasheel Indonesia cabang Banjarmasin yang numpang di Kantor Pos Cabang Teluk Tiram Darat, Banjarmasin sama sekali tak menggambarkan sebuah kantor yang menjadi perwakilan bagi kebijakan Arab Saudi.

Untuk melayani ratusan calon jemaah umrah yang melakukan perekaman biometrik sebagai syarat pembuatan visa umrah, hanya ada tiga orang staf operasional yang bekerja. Parahnya, dari staf itu, yang melayani berkas antrian perekaman, hanya dikerjakan oleh satu orang.

Direktur Berkat Aula Travel di Banjarbaru, Mona Desmita, menilai VFS TasHeel cabang Banjarmasin belum siap untuk melayani jemaah Kalsel.

"Jemaah kita setiap tahun jumlahnya ribuan orang. Tapi, tempat perekaman yang disediakan di Banjarmasin sangat sempit dan hanya ada dua operator yang melayani. Terlihat, mereka masih belum siap," katanya.

Dia menambahkan, sempitnya tempat dan minimnya operator membuat perekaman biometrik memerlukan waktu cukup lama. Bahkan, ada yang sampai malam hari.

Belum lagi jemaah yang datang dari luar daerah. Seperti Amuntai, Barabai dan Rantau. Mereka bakal mengeluarkan banyak biaya lantaran harus datang ke Banjarmasin untuk melakukan perekaman.

"Sudah lelah di perjalanan, banyak mengeluarkan biaya, setelah itu harus mengantre berjam-jam. Kasihan jemaah. Apalagi yang usianya sudah tua," ucap wanita yang akrab disapa Mona ini.

Ketua Forum Komunikasi Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah dan Haji Khusus Kalsel, Saridi mengatakan memang penting bagi VFS Tasheel untuk melengkapi fasilitas dan sarana yang diperlukan. Jemaah umrah Kalsel sendiri memang termasuk yang terbanyak di Indonesia.

Halaman:

Editor: aqsha-Aqsha Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X