Wisata Sungai Gak Kalah Seru Loh Sama Wisata Pantai, Tengok Yuk!!

- Minggu, 6 Januari 2019 | 12:40 WIB

Masyarakat banua adalah masyarakat yang suka jalan-jalan. Setidaknya itu bisa terlihat dari momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) lalu. Puluhan ribu orang memadati objek-objek wisata alam dan buatan untuk berekreasi. Penasaran, objek wisata mana yang paling hits di Kalsel dalam Nataru lalu?

Pantai biasanya menjadi tempat wisata favorit warga banua. Karakter alam Kalsel yang kebanyakan rawa dan sungai membuat masyarakat merindukan suasana setiap kali musim liburan tiba.

Namun, tahun ini sedikit berbeda. Dari catatan Dinas Pariwisata Tanah Bumbu --daerah yang menjadi destinasi wisata pantai--tren kunjungan ke pantai selama Nataru menurun drastis dibanding tahun lalu.

Hanya ada 7.138 orang yang datang ke Pantai Rindu Alam selama Nataru lalu. Bandingkan pada Nataru tahun sebelumnya yang mencapai 14.925 orang. Di pantai lainnya di Tanah Bumbu, tren serupa juga terjadi.

Pantai Angsana misalnya, hanya dikunjungi 4.200 orang. Tahun sebelumnya, pantai ini dikunjungi 11.800 wisatawan. Pantai Cemara? Jangan ditanya. Hanya 400 orang saja di tahun ini!

Dari wawancara Radar Banjarmasin dengan beberapa orang, sepinya wisata pantai di Natari ditengarai karena banyak wisatawan yang ketakutan.

Tsunami yang menyapu beberapa daerah di Indonesia di akhir tahun membuat warga memilih berekreasi ke tempat yang jauh dari ombak. Salah satu yang paling banyak dipilih adalah wisata sungai arung jeram dan wahana air buatan.

Salah satu yang lagi hits adalah wisata Riam Bajandik yang terketak di Desa Waki, Hulu Sungai Tengah (HST). Objek wisata yang baru berumur setengah tahun ini memang ramai dikunjungi di Nataru lalu.

"Seribuan lebih, Yang datang bukan hanya masyarakat HST, tapi juga ada yang dari luar," ujar Syamsudin (65), salah seorang tetua di Desa Waki, yang menjadi penggagas Riam Bajandik.

Ya, objek wisata ini memang dibuat. Syamsudin menuturkan, pada awalnya Riam Bajandik ini merupakan padang ilalang yang sangat lebat. Saking lebatnya, aliran sungai seolah tertutupi tumbuhan air.

Syamsudin kemudian mendapat ide, untuk membenahi sungai. "Siapa tau bisa jadi objek wisata," pikirnya.

Kakek dengan tujuh cucu ini tak sendirian. Dia dibantu H Aidi, mantan kepala desa setempat. Mereka kemudian mengumpulkan warga di Desa Waki.

Gayung bersambut, warga sangat antusias. Mereka perlahan membersihkan kawasan sungai dari lebatnya ilalang.

"Pagi kami pergi bertani dan berkebun, siangnya sampai malam kami mulai menata kawasan ini sedikit demi sedikit," ujar Syamsudin.

Perlahan namun pasti, wujud sungai yang indah mulai terlihat. Aliran air yang turun ke bawah menghantam bebatuan, menjadikannya riam atau jeram kecil yang tenang. Bahkan, aliran airnya tampak seperti sedang menari.

Halaman:

Editor: aqsha-Aqsha Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X