BANJARBARU - Hampir setiap kota memiliki Alun-alun. Fasilitas publik yang senantiasa menjadi tempat favorit bagi warga kota untuk sekedar berekreasi, berkumpul bersama keluarga, berolahraga, dan sebagainya.
Sebagai sarana umum, alun-alun menjadi tumpuan utama warga untuk hiburan murah. Di Banjarbaru pun ada salah satu alun-alun yang jadi primadona warganya. Yakni Lapangan Murjani.
Tidak diberlakukannya retribusi (tiket) masuk jadi alasan pertama Murjani digandrungi. Hal ini pun juga diamini oleh Sekretaris Komisi III Nurkhalis Anshari bahwa Murjani jadi primadona warga Banjarbaru bahkan luar wilayah.
"Benar, tidak ada tiket masuk, gratis. Bahkan fasilitasnya juga mumpuni. Baik yang sifatnya estetika maupun fungsional. Jadi Murjani salah satu spot favorit rujukan warga untuk bersantai," bebernya.
Namun Nurkhalis memandang satu hal. Menurutnya fasilitas yang disediakan oleh Pemko harus secara bersinergi dijaga semua pihak. Termasuk dalam hal ini warga yang mengunjungi Murjani.
"Fasilitas-fasilitas itu haruslah diimbangi dengan perawatan dan pemeliharaan yang maksimal. Tentunya peran dari semua pihak dibutuhkan untuk menjaga agar tetap bersih dan nyaman, tidak hanya dari pemerintah Kota Banjarbaru yang bertindak sebagai penyedia fasilitas umum ini, namun juga dari segenap masyarakat," pesannya.
Misalnya dicontohkan Nurkhalis adalah disematkannya beberapa plang himbauan maupun larangan Murjani. Baik soal menjaga kebersihan hingga ketertiban. Termasuk larangan merokok. Sebagaimana Banjarbaru sudah memilik Perda KTR (Kawasan Tanpa Rokok).
"Ke depan saya berharap Peraturan itu tidak hanya ditampilkan dalam bentuk tulisan, namun juga dalam bentuk siaran berulang. Karena bentuk pemahaman seperti ini cukup efektif. Para pengunjung diharapkan benar-benar menaati peraturan yang dibuat. Meski ada saja pengunjung atau pedagang yang nakal, namun secara keseluruhan kondisi alun-alun, terutama kebersihannya sangat terjaga," harapnya. (rvn/by/bin)
