BANJARMASIN - Susur sungai sudah menjadi primadona pariwisata baru di Banjarmasin. Untuk memberikan rasa aman kepada penumpang dan motoris kelotok, Dinas Perhubungan Banjarmasin bakal merutinkan patroli sungai.
Terutama di Sungai Martapura. Dari Jembatan Pasar Lama sampai Jembatan Pangeran Antasari. Mengingat trip pendek murah meriah dari dermaga Menara Pandang dan dermaga Patung Bekantan lah yang paling laku.
Akhir tahun kemarin, Dishub sudah mengadakan dua unit motor jetski. Rupanya itu belum cukup. Tahun ini bakal ditambah lagi satu unit.
"Kalau cuma mengandalkan dua unit jetski ini saja, saya kira masih riskan," kata Kepala Dishub Banjarmasin, Ichwan Noor Chalik.
Satu unit jetski dibandrol Rp217 juta. Bagi Ichwan, harga segitu tidak mahal.
"Sebab, itulah yang paling murah. Yang tersedia di pasaran sekarang. Contoh, ada yang lebih bagus dari merek terkenal. Harganya Rp700 juta lebih," sebutnya.
Jetski dipilih karena lebih gesit ketimbang speedboat. Bisa menerobos sungai berukuran menengah dan kecil. Tak hanya melaju di sungai besar.
"Selama ini kan Dishub kerjaannya cuma terlihat di darat saja. Padahal sungai juga penting," tukas Ichwan.
Sebelumnya, Dishub juga meluncurkan hasil modifikasi kelotok wisata. Atapnya dipangkas, digantikan terpal yang bisa dipasang dan dicopot. Tujuannya, agar penumpang tak bisa lagi duduk-duduk di atap kelotok.
Bukan untuk mengurangi sensasi susur sungai. Tapi demi menjamin keselamatan penumpang. Mengingat gelombang di Sungai Martapura tak bisa dikatakan kecil.
Kedua jetski itu telah diluncurkan secara tak resmi. Dengan diujicoba oleh Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina pada pekan kemarin. Dikendarai dari Dermaga Siring RE Martadinata sampai ke Kampung Hijau di Sungai Bilu.
Ibnu tampak puas dengan test ride tersebut.
"Ya, sungai kecil pun bisa dipantau. Ini bukan sekadar gaya-gayaan. Tapi mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Khususnya dalam bidang pariwisata sungai," jelas Ibnu. (fud/at/nur)
