BANJARMASIN – Pembinaan atlet difabel Kalsel semakin difokuskan untuk meraih prestasi. Tak terkeculi terhadap atlet difabel di cabang olahraga (cabor) baru.
Salah satunya adalah tenis meja tuna netra. Sejak diperkenalkan 2017 silam, saat ini National Paralympic Comitee (NPC) Kalsel memiliki delapan atlet tenis meja tuna netra.
Menurut Sidik, pelatih tenis meja tuna netra Kalsel, delapan atlet tenis meja difabel Kalsel ini digembleng secara intensif di Panti Sosial Fajar Harapan, Kabupaten Banjar.
“Kami belum ada niatan untuk menambah atlet. Cukup delapan atlet ini saja dulu yang fokus kami bina dan latih. Soalnya, sekarang kan masih dalam tahap pengenalan dan sosialisasi,” ujar Sidik kepada Radar Banjarmasin, kemarin (16/1).
Diceritakan Sidik, dari delapan atlet tenis meja tuna netra Kalsel, dua diantaranya sudah pernah meraih prestasi di level nasional. Yakni, atas nama Annisa dan Wahyu.
“Keduanya main beregu di Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) Jabar 2016 silam dan berhasil meraih medali perak. Sementara, Annisa meraih medali perunggu di kategori singel putri di ajang yang sama. Di Kejurnas Tenis Meja Tuna Netra 2017 di Jabar, keduanya juga mengulang sukses meraih satu medali perak,” ceritanya.
Dengan kata lain, lanjut Sidik, kemampuan atlet tenis meja tuna netra binaan National Paralympic Comitee (NPC) Kalsel terbilang mumpuni.
“Bahkan, kami pastikan Annisa dan Wahyu siap tanding apabila diminta berlaga di level Kejurnas maupun kejuaraan intenasional. Sekarang, kami masih menunggu kabar kemungkinan ikut Seleksi Nasional (Seleknas) untuk tampil di Para SEA Games 2020 di Filipina,” sambungnya.
Di sisi lain, Sidik tak menampik fasilitas latihan tenis meja tuna netra Kalsel saat ini terbilang minim.
“Mudah-mudahan, ada bantuan tambahan fasilitas latihan yang memadai dari pemerintah Kalsel,” harapnya.(oza)