BANJARMASIN - Entry by name gelombang pertama sudah selesai. Sekarang, tim entry by name KONI Kalsel sedang mempersiapkan data administrasi atlet untuk gelombang kedua.
Wakil Ketua Umum KONI Kalsel, HM Welny menyebut perlu diketahui bagi semua cabor bahwa pada entry by name gelombang pertama sempat mengalami kendala. Data untuk loncat indah dan golf ditolak oleh sistem. Pasalnya, ada atlet dari kedua cabor tersebut yang tidak melampirkan ijazah.
Saat mereka menanyakan kepada pengurus PGI, atletnya memang tidak punya ijazah. Mereka mengaku sempat bingung, bagaimana cara mengatasi hal tersebut. "Akhirnya kami memutuskan untuk meminta surat keterangan ke dinas pendidikan untuk menerangkan bahwa atlet yang bersangkutan memang tidak mempunyai ijazah. Nah, berkat surat tersebut data atlet bisa diterima," ceritanya.
Lain lagi dengan salah satu atlet loncat indah. Masalahnya sama, tidak melampirkan ijazah. Pasalnya, Siti Kinasih yang turun di papan 1 dan 3 meter baru duduk di kelas 5 sekolah dasar (SD). "Sementara sistem mencari ijazah. Lalu kami cari ijazahnya saat lulus dari taman kanak-kanak (TK). Alhamdulillah ijazah tersebut juga diterima sistem," beber Welny.
Kendala yang mereka hadapi tersebut menjadi pelajaran untuk entry by name gelombang kedua. Welny menghimbau bagi cabor yang belum untuk memperhatikan 4 syarat utama. Yaitu, kartu tanda penduduk (KTP), kartu keluarga (KK), Ijazah dan pas foto 4x6 dua lembar.
"Dulu saat di PON di Riau pendaftarannya tidak begini. Dokumen aslinya saja kami bawa ke sana. Sistem seperti ini kabarnya mengikut di olimpiade. Karena itu peringatan kepada semua cabor untuk melengkapi 4 syarat utama. Bagi yang tidak punya ijazah harap melapor. Jadi nanti tidak repot lagi, karena kami sadar tidak semua atlet yang punya ijazah," tegasnya.
Di gelombang kedua nanti ada 4 cabor, yaitu terjun payung, ski air, tenis lapangan dan balap motor. (rzy/az/arh)