MANAGED BY:
SENIN
04 DESEMBER
BANUA | HUKUM & PERISTIWA | BISNIS | RADAR MUDA | FEATURE | SPORT | RAGAM INFO | PROKALTORIAL | FEMALE

FEATURE

Sabtu, 12 Maret 2016 12:56
Kisah Sentral Penjualan Mandai di Kecamatan Batu Mandi
MENJAMUR - Pedagang mandai berjualan di sepanjang jalan Kecamatan Batumandi.

 

 

 

Tak peduli musim cempedak ataupun tidak, sekarang sepanjang pinggiran jalan utama Kecamatan Batumandi dipenuhi pedagang mandai, kuliner khas asal Kalsel.

 

WAHYUDI, Batumandi

 

TAK heran jika pedagang mandai menjamur di Batumandi, pohon cempedak dapat ditemui di setiap sudut kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten HST tersebut.

Uniknya, meski musim buah cempedak telah berlalu namun pedagang mandai yang terbuat dari kulit cempedak tetap konsisten berjejer dengan toples-toples tersusun rapi di depan rumah masing-masing.

Mandai yang mempunyai rasa gurih ini, biasanya dijadikan warga sebagai penambah selera makan. Terlebih apabila digabung dengan makanan khas Banjar lainnya, seperti papuyu baubar.

Salah seorang pedagang, Bayah (50) mengungkapkan, cara mengolah mandai tidaklah terlalu sulit bahkan tak ada peralatan mewah yang digunakan. "Kulit cempedak dikupas lalu direndam di dalam gayung, kemudian ditambahi garam sebagai penambah rasa agar semakin sedap dan tetap awet," jelasnya.

Akan tetapi lanjutnya, kalau takaran garamnya tidak pas, maka mandai bisa cepat busuk, lemah dan tak enak lagi dimakan. "Musim yang paling laris saat berjual mandai itu saat musim haji, karena hampir semua jemaah sebelum berangkat haji pasti membeli mandai untuk bekal selama menunaikan ibadah haji," ungkapnya.

Kemasan mandai terbilang sangat sederhana, hanya menggunakan toples bekas permen atau sosis. Harganya sendiri bervariasi, tergantung besaran toples, dari Rp10 ribu sampai Rp40 ribu per toples.

Keberadaan mandai Batumandi kini semakin dikenal di beberapa daerah, karena rasanya yang gurih dan renyah saat digoreng. Di hari biasa rata-rata Bayah mampu menjual 10 toples kecil, belum lagi jika memasuki bulan puasa, penjualan mencapai 50 kilo per harinya. "Kata setiap pembeli yang mengaku dari luar Balangan, dia memilih untuk membeli mandai di sini karena menurutnya rasanya beda dengan mandai yang ada di daerah lain," tukasnya.

Seiring dengan semakin larisnya mandai di pasaran, pedagang mandai yang sebelumnya hanya satu atau dua orang, sekarang malah semakin menjamur, dan bisa ditemui hampir di depan rumah semua penduduk.

Menyikapi hal itu, Camat Batumandi Thamrin mengungkapkan, ke depan Kecamatan Batumandi memang di-plot untuk menjadi sentra oleh-oleh di Kabupaten Balangan, sebagaimana daerah lain yang mempunyai kawasan sentra oleh-oleh khas daerahnya masing-masing.

Untuk itu kata dia, pemerintah sudah akan memprogramkan pemberian modal kepada warga yang berminat untuk membuka usaha kecil-kecilan atau UMKM yang berdagang macam-macam khas Balangan. "Usaha ada, ekonomi kerakyatan meningkat, kelestarian khas Balangan terjaga," pungkasnya. (al/ram)

 

 

 

loading...

BACA JUGA

Rabu, 23 September 2015 09:58

Gudang SRG Kebanjiran Gabah

<p style="text-align: justify;"><strong>MARABAHAN</strong> &ndash; Memasuki…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers