Pandai Besi Banjir Omset

- Senin, 28 Januari 2019 | 11:17 WIB

MARABAHAN - Memasuki musim tanam, menjadi rejeki tersendiri bagi pandai besi di Batola. Warga berbondong-bondong menitik (mengasa) parannya.

Menitik parang merupakan kebiasaan masyarakat di Batola yang berprofesi petani. "Parang yang tumpul menjadi momok menyakitkan saat bekerja," ujar Anci yang sedang menitik parannya di pandai besi, (28/1).

Anci mengaku menitik parang merupakan agenda tahunan. Dimana parang sudah tumpul dipakai bekerja pada tahun sebelumnya. "Parang udah dipakai satu tahun. Wadah diasah dirumah tidak akan tajam," ceritanya.

Sementara itu Amat seorang pandai besi di Ulu Benteng RT 5, mengaku omset nya bertambah paska memasuki musim tanam ini. Sehari dia bisa menitik 10 parang dan tajak (parang besar untuk memotong rumput di air). "Biasanya cuma ada 1 atau dua yang minta dibuatkan Mandau atau senjata lainnya. Kali ini banyak yang menitik parang," ujarnya.

Untuk taripnya, Amat mengaku berpariasi tergantung besar kecilnya parang. Satu parang kecil dihargai Rp10 ribu. Sedangkan ukuran sedang dan besar , Rp15-20 ribu. Sementara untuk tajak lebih mahal diharga kisaran Rp35-45 ribu. "Dulu sepi, sekarang sehari bisa dapat Rp 100-200 ribu," ujarnya.(mr-15/ema)

Editor: berry-Beri Mardiansyah

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB
X