Mahasiswa Galang Aliansi untuk Gusti

- Kamis, 31 Januari 2019 | 12:38 WIB

BANJARMASIN - Nasib Gusti Muhammad Thoriq Nugraha memicu aksi solidaritas. Sejumlah mahasiswa dari berbagai fakultas membentuk aliansi demi membela Gusti. Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari yang diskorsing kuliah selama dua semester.

Namanya AMUBA. Singkatan dari Aliansi Mahasiswa UIN Banjarmasin Bersatu. Aliansi telah melayangkan surat permohonan audiensi ke rektorat. Di depan dekan dan rektor, aliansi menuntut kesempatan untuk membela Gusti.

Gusti adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Kuliah pemuda asal Martapura itu padahal baru menginjak semester tiga.

"Aliansi lahir dari kepedulian kawan-kawan. Atas perlakuan tak adil yang menimpa teman kami. Sanksi skorsing telah mengabaikan nilai-nilai keadilan," kata salah seorang pentolan aliansi, Zainul Muslihin, kemarin (30/1) kepada Radar Banjarmasin.

Surat skorsing Gusti diterbitkan tanggal 21 Januari 2019. Pemuda 20 tahun itu dituduh tak berakhlak karena telah melecehkan dekanat. Atas unjuk rasa di depan gedung fakultas pada 7 Mei 2018 silam.

Aksi diikuti sekitar 20 mahasiswa. Mereka menuntut perbaikan fasilitas kampus seperti toilet yang mampat, keran air kerap mati, dan ketiadaan proyektor. Fakultas juga diminta menindak oknum dosen yang malas mengajar.

Sebagai koordinator aksi, Gusti dipanggil pihak dekanat. Dia diancam DO (drop out, dipecat). Selama berbulan-bulan, kedua kubu menjalani mediasi yang melelahkan. Setelah menempuh ishlah, malah terbit surat skorsing.

"Target kami jelas. Menuntut pencabutan surat skorsing. Dan meminta rektor mencopot pejabat fakultas yang telah memuluskan terbitnya surat skorsing itu," imbuh mahasiswa Fakultas Syariah tersebut.

Zainul menilai, ada prosedur yang dilanggar. Merujuk buku saku tata tertib mahasiswa. Contoh, surat skorsing diterbitkan tanpa jalur persidangan.

"Skorsing itu menyimpang dari prosedur dan mengabaikan nilai-nilai keadilan," tukas mahasiswa semester 13 itu.

BEM Memilih Membela Fakultas

Sikap berbeda ditunjukkan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Presiden BEM UIN Antasari, Miftah Al Farhan menyatakan Fakultas Tarbiyah tidak anti kritik.

Dalam pandangannya, mahasiswa atau organisasi mahasiswa mestinya bisa menyelesaikan masalah melalui jalur musyawarah.

"Pengalaman saya kuliah di fakultas ini, masalah selalu bisa diselesaikan lewat forum musyawarah. Bukan dengan cara berdemonstrasi," ungkap mahasiswa semester 7 Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris itu.

Miftah menekankan, tak ada yang salah dengan tuntutan mahasiswa. Dari perbaikan fasilitas kampus hingga penindakan dosen nakal.

Halaman:

Editor: aqsha-Aqsha Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X