Panen Jagung Hibrida Turut Dihadiri Sejumlah Pejabat

- Jumat, 8 Februari 2019 | 09:04 WIB

MARABAHAN - Petani Desa Sido Makmur SP 1 Marabahan menggelar panen jagung hibrida, Rabu (6/2).  Panen di lahan Kelompok Tani Mukti ini secara resmi dilakukan Wakil Bupati Batola, Rahmadian Noor. 

Panen jagung dan disertai syukuran ini juga dihadiri Kepala Balitra Provinsi Kalsel Hendry Sosiawan, Kepala Distan TPH Batola Murniarti, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Alfian Noor, dan sejumlah, para Forkopimcam, dan sejumlah pejabat lainnya. 

Dari ubinan yang dilakukan, panen kali ini menghasilan 9,9 ton jagung kering. Atau  5,9 ton jagung kering giling per hektare.

Keberhasilan ini tentu memberi kebahagian bagi Wabup Rahmadian Noor. Walau pun untuk capaian masih jauh dari yang yang ditargetkan. 

Wakil Bupati Rahmadian Noor mengharapkan, dukungan dan kesadaran para petani dalam penggalakan pertanian termasuk jagung dan kedelai. Karena selain menunjang program pemerintah juga bermanfaat untuk meningkatkan perekonomian sendiri. 

Wabup yang akrap disapa Rahmadi mengutarakan, berbagai program telah dilakukan pemerintah dalam mendorong petani. Demikian pula untuk budidaya jagung.

"Pemerintah pusat memberikan 15 kilogram bibit dan 50 kilogram pupuk per hektare," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Distan TPH Batola, Murniati menerangkan pada tahun 2018 Batola mendapatkan target tanam jagung seluas 2.590 hektare dan terialisasi baru sekitar 448 hektare (17 persen).

Lemahnya penerapan ini, menurut Kadistan yang baru dilantik pada 31 Januari 2019 ini, memiliki beberapa kendala.

Kendala paling utama, belum meratanya minat petani dalam memanfaatkan lahan sawahnya untuk budidaya jagung setelah panen di musim kemarau. Serta keterbatasan lahan tipe B dan C (lahan yang cocok budidaya jagung).

Walau demikian, sebut Murniati, secara keseluruhan hasil produksi tanaman jagung di Batola mengalami peningkatan yang cukup berarti. Demikian pula luas tanam juga menunjukkan kemajuan selama lima tahun terakhir.

“Upaya peningkatan produksi tanaman pangan ini merupakan target utama kami. Demikian pula luas lahan yang rata-rata mencapai 145 persen setahun. Dan tahun 2018 merupakan perluasan terbesar dalam 5 tahun terakhir,” ungkapnya seraya menyebut luas tanaman jagung di Batola mencapai 2.020 hektare yang ada 17 kecamatan se-Batola.

Lebih jauh Murniarti menyebut, Batola juga punya target cukup besar untuk pengembangan kedelai. Ia mengatakan, budidaya kedelai bisa dilakukan melalui pola tanam tumpang sari. Dibudidayakan di bawah tanaman jagung.

"Tahun ini Batola diharapkan bisa mendukung program pemerintah swasembada kedelai agar Indonesia tak impor lagi jagung dan kedelai," ujarnya.

Sementara itu, salah seorang petani jagung, Mardian menerangkan hasil panen jagung di tahun 2019 boleh dibilang cukup membanggakan.

Halaman:

Editor: aqsha-Aqsha Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X