Tersembunyi di Ujung Balangan, Setahun Hanya Didatangi Empat Wisatawan

- Senin, 11 Februari 2019 | 11:30 WIB

Kabupaten Balangan menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang menjanjikan. Sayangnya, susahnya akses membuat objek wisata alam susah berkembang.

-------------------------------

WAHYUDI, Balangan

-------------------------------

KEKSOTISAN nuansa alam didukung kondisi hidrologis yang masih alami. Itulah yang memanjakan mata saat tiba di Dusun Nanai, anak desa dari Desa Ajung Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan. Sabtu (9/2).

Untuk menuju Dusun Nanai dari ibukota Kabupaten Balangan, Paringin, diperlukan waktu yang relatif sebentar, yaitu sekitar satu jam perjalanan dengan tujuan Desa Ajung, Kecamatan Tebing Tinggi.

Sesampai di Desa Ajung, kendaraan dititipkan di rumah kepala desa, tentunya setelah memperoleh izin terlebih dahulu. Kepala desa kemudian akan meminta salah seorang warganya untuk menjadi penunjuk jalan hingga tiba di Desa Nanai.

Setelah segalanya siap, baik peralatan mendaki gunung maupun makanan untuk mengisi perut selama perjalanan, petualangan menuju Dusun Nanai pun dimulai.

Berangkat dengan berjalan kaki melewati jalan setapak yang berupa tanjakan dan turunan selama kurang lebih dua jam.

Saat tiba di tempat tujuan, selain disapa nuansa alam yang sangat menggoda mata, warga setempat pun menyambut dengan hangatnya, membuat letih dan peluh untuk menggapai tempat itu pun seakan terbayar tuntas.

Beruntung sekali, sekarang sedang musim panen buah. Beragam buah lokal hasil kebun warga setempat dihidangkan, dari pampakin, taruntung, kapul hingga durian. Semuanya cuma-cuma selama makan di tempat, tidak untuk dibawa pulang.

Setelah menginap satu malam di rumah penduduk, perjalanan pulang di pagi harinya menjadi salah satu yang ditunggu.

Tidak lagi berjalan kaki, melainkan menggunakan rakit dari bambu alias Bamboo Rafting, untuk mengarungi jeramnya sungai Nanai menuju Desa Ajung.

“Dari wisatawan yang ingin pulang menggunakan rakit bambu ini, kami bisa mendapatkan penghasilan tambahan untuk harga sewa lanting dan joki Rp250 ribu per buahnya, tapi itu sangat jarang, setahun paling banyak cuma ada empat kali wisatawan datang ke sini. Mungkin karena susahnya akses dan promosi yang kurang,” ujar Runtun, salah seorang warga setempat.

Dia berandai-andai, jika warga diberi dukungan moril dan materiil, potensi mendatangkan wisatawan yang lebih banyak sangat terbuka. Dengan begitu, lanjutnya, ekonomi masyarakat sekitar akan terdongkrak.

Halaman:

Editor: aqsha-Aqsha Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X