BANJARMASIN - Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Kelompok Cipayung Plus Banjarmasin melakukan unjuk rasa.
Mengecam pemukulan sejumlah mahasiswa Balikpapan oleh oknum polisi. Aksi itu digelar di perempatan Jalan Lambung Mangkurat, kemarin (15/2) sore.
Aksi ini diawali dengan long march. Dari gedung KNPI Kalsel, melalui jalan Merdeka, Jalan Haryono MT, menuju Jalan Simpang Lambung Mangkurat, hingga sampai keperepatan tersebut.
"Kami menuntut Kapolresta Balikpapan untuk mengklarifikasi dan mengusut tuntas oknum-oknum yang melakukan pemukulan," ucap Sekretaris GMNI Banjarmasin, Muhammad Ridho.
Seperti diketahui, 11 Februari tadi, ada aksi mahasiswa di Balikpapan. Yang awalnya damai, berujung panas. Akibatnya belasan orang harus menjalani perawatan di rumah sakit lantaran tindakan kepolisian yang dianggap represif.
"Kami menuntut aparat penegak hukum agar tidak melakukan represifitas serupa di tingkat nasional. Khususnya di daerah kita, Kalsel," tutur Ridho.
Aksi damai yang dilakukan Ridho dan teman-temannya mengacu pada Peraturan KAPOLRI Nomor 16 Tahun 2006. Tentang Pedoman Pengendalian Massa (PROTAP DALMAS).
Plus Peraturan KAPOLRI Nomor 9 Tahun 2008. Soal tata cara penyelenggaraan pelayanan, pengamanan dan penanganan penyampaian pendapat di depan umum.
"Aparat penegak hukum harusnya memberikan rasa aman dan nyaman kepada pihak manapun dalam penyampaian pendapat di depan publik," jelas Ridho, mengutip bunyi Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998. Tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
Kembali pada tuntutan dalam aksi kemarin. Ridho dkk berjanji akan melakukan aksi yang lebih besar. Jika kepolisian tak mengusut dugaan kekerasan yang terjadi pada mahasiswa di Balikpapan.
"Apabila tuntutan ini tak dikabulkan, kami akan melakukan aksi yang lebih besar. Bahkan kami akan bawa ke Komnas HAM," pungkas Ridho.
Dalam alksi solidaritas kemarin, ada sekitar 50 personel kepolisian yang diterjunkan. Demi menjaga keamanan dan kelancaran aksi. (mr-154/at/nur)
