Pasar Cashless? Pemko Sih Yes, Tapi Pedagang Kebingungan

- Kamis, 28 Februari 2019 | 10:12 WIB

BANJARBARU - Beberapa waktu lalu. Pemerintah pusat melalui Kominfo RI mewacanakan bakal mendigitalisasi sebanyak 500 pasar tradisional pada tahun 2019 ini.

Konsepnya, jual beli di pasar tak perlu lagi repot menggunakan uang tunai untuk transaksi, karena semua sudah bisa serba online. Misalnya penggunaan QR-Code.

Terkait ini, Radar Banjarmasin mencoba mengkonfirmasi ke Pemerintah Kota Banjarbaru. Apakah Kota Idaman masuk dalam project tersebut atau tidak.

Kepala Dinas Kominfo Banjarbaru, Johan Arifin mengatakan pihaknya memang sudah mengetahuinya perihal wacana tersebut. Dan di forum komunikasi Dinas Kominfo se-Indonesia katanya juga jadi perbincangan.

Namun, Johan menjawab untuk kepastian apakah Pasar di Banjarbaru termasuk dalam 500 pasar tersebut. Dirinya masih belum mendapat arahan.

"Penentuan daerah mana saja belum ada sosialisasi. Nah kita masuk atau tidak belum tahu. Tapi kalau kemungkinan sepertinya ada," jawab Johan.

Kemungkinan tersebut ucapnya dilihat dari keinginan Pemko yang akan merelokasi Pasar Bauntung ke lokasi baru. Bukan hanya di tempat yang anyar. Namun disebutnya juga akan menerapkan konsep pasar Tradisional Modern.

"Konsepnya kan nanti Tradisional Modern. Jadi dari aktivitas serta transaksi pembayaran mungkin arahnya ke cashless. Nah jadi tidak perlu membawa uang fisik untuk berbelanja, jadi bisa memudahkan pedagang dan pembeli," paparnya.

Selain disinggungkan dengan proses relokasi dan pembangunan pasar berkonsep tradisional modern.

Johan turut menyebut wacana pemerintah pusat juga berkorelasi dengan konsep smart city yang digodok Pemko Banjarbaru. Lantaran wacana tersebut masuk di dimensi smart ekonomi yang masuk dalam konsep Smart City.

"Wacana ini masuk dalam dimensi smart ekonomi, bahwa untuk mendorong transaksi pembayaran masyarakat tidak harus menggunakan uang fisik. Yang pasti saat ini kita masih menunggu instruksi pusat, kalau memang masuk, kita pasti siap," bebernya.

Lantas bagaimana tanggapan pedagang di pasar tradisional di Kota Idaman? Wacana digitalisasi pasar ini rupanya tak sedikit para pedagang yang belum begitu mengerti.

Misalnya adalah Mama Ida. Pedagang ikan dan sembako di Pasar Bauntung ini mengaku sangat asing dengan konsep tersebut.

"Baru dengar infonya. Sepertinya harus pakai handphone canggih," jawabnya.

Mama Ida sendiri masih menggunakan handphone jadul. Tidak ada fitur internet. Cuman bisa menelepon dan pesan singkat. Makanya ia sebagai pedagang tradisional belum begitu mengerti soal konsep ini.

Halaman:

Editor: aqsha-Aqsha Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X