Pelajar Harus Berjuang Menyeberangi Sungai Demi Bisa Bersekolah

- Kamis, 28 Februari 2019 | 10:51 WIB

MARTAPURA – Sejumlah remaja belia berjuang menyeberangi sungai menuju SMPN 3 Aranio di Kabupaten Banjar.

Video berdurasi 1:56 menit itu menggambarkan anak-anak Desa Artain itu berenang melewati sungai di tengah cuaca hujan deras.

Beberapa warga yang berada di lokasi berusaha menolong. Sebagian siswi yang tidak memiliki keahlian berenang, dibantu dengan cara digendong.

Proses berenang tidak terlalu mulus, mereka masih berseragam lengkap. Pria bercelana panjang sedangkan pelajar cewek masih mengenakan jilbab lengkap dengan sepatu. Entah bagaimana nasib mereka sesampai ke sekolah, seragam basah kuyup.

“Video itu benar terjadi. Mereka siswa SMPN 3 Aranio dari Desa Artain. Warga Artain kalau ke Benua Riam harus berenang atau menggunakan lanting. Orang tua saya mengajar di Benua Riam,” ujar Norsilawati Ihsan, salah satu narasumber Radar Banjarmasin, baru-baru tadi.

Aunul, warga setempat mengatakan perjuangan berat menuju sekolah sudah lama dilakukan siswa di desa sejak jembatan penghubung dua desa putus karena banjir besar 2017 silam.

Jembatan berkonstruksi kayu ulin itu sempat diperbaiki oleh pemerintah, tetapi akhirnya rusak. Sebagian warga Artani – Benua Riam kemudian membuat lanting untuk menyeberang.

“Artain dan Benua Riam memang terpencil, desa ini masuk kawasan hutan. Kami ke Aranio naik kelotok ke dermaga Riam Kanan, Tiwingan sekitar 1,5 jam. Di sini tidak ada sinyal telepon,” ujar Aunul.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar Maidi Armansyah mengatakan, warga sekitar telah membuat lanting penyeberangan. Sarana itu jadi solusi sementara untuk siswa Desa Artain ke Benua Riam.

"Kalau bisa, dicarikan dana dari CSR Perusahaan untuk membantu fasilitas jembatan yang rusak," pintanya.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, jembatan itu kembali putus sekitar Maret 2018. Kemudian dibangun lagi pada akhir 2018 tadi.

Sarana penyeberangan itu kembali ambruk karena banjir. Dinas Pendidikan sendiri telah melapor ke Kecamatan dan DPRD Banjar.

Solusi sementara, warga tetap menggunakan lanting dari paring. Sayangnya, karena terbatas sehingga tidak semua anak cukup naik ke lanting.

Kepala Dinas PUPR Banjar M Hilman mengatakan jembatan Desa Artain ke Benua Riam pernah dibuat tetapi rusak lagi.

Artinya struktur konstruksinya tidak cocok karena kejadian seperti ini terulang. Sedangkan untuk membuat konstruksi permanen baja atau cable stay memerlukan biaya yang tinggi.

Halaman:

Editor: aqsha-Aqsha Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X