Ke Bukit Mangkun HST, Medan Berat Terbayar Indah Pemandangan dan Anggrek Liar

- Selasa, 12 Maret 2019 | 11:57 WIB

Radar Banjarmasin mengikuti para pegiat alam ke Bukit Mangkun. Inilah salah satu situs yang harus diselamatkan karena kekayaan karstnya.

Oleh: WAHYU RAMADHAN, Barabai

Dibandingkan teman-temannya sesama bukit, Bukit Mangkun terbilang kecil. Berbeda dengan Bukit Kukup atau Bukit Sawar yang gemuk. "Postur" yang berbeda itu membuat Mangkun paling mencolok di antara rangkaian karst yang mengelilingi Desa Nateh di Kecamatan Batang Alai Timur. Jaraknya sekitar 28 kilometer dari Barabai, ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).

Minggu (10/3) pekan lalu, penulis bersama enam belas pegiat olahraga alam di Kabupaten HST, menjajaki Mangkun. Ada dua alasan di balik pendakian. Pertama, sekadar jalan-jalan. Kedua, menyaksikan langsung lansekap alam Pegunungan Meratus dari puncaknya.

Sejak awal, para pecinta alam yang mengajak bertualang sudah mengingatkan penulis untuk membawa bekal. Maklum, penulis bukan pendaki ulung. Bekal boleh camilan atau roti. Tapi, utamakan air minum. Sebab, jangan harap bertemu aliran air di Mangkun. Kalaupun ada, letaknya tidak di jalur pendakian. Akan makan banyak waktu untuk mencarinya.  

Menemukan jalur pendakian Mangkun bukan perkara sulit. Di Nateh, Anda bakal bertemu persimpangan jalan. Satu mengarah ke Desa Manta atau Pambakulan, dan yang satu lagi ke arah Desa Kukup. Ikutilah jalan menuju Desa Kukup. Di kiri kanan jalan berjajar kebun sayur dan karet serta persawahan milik warga.

Tapi, dari Kukup tidak bisa langsung mendaki. Kami masih harus terlebih dahulu berjalan kaki menuju jalur pendakian selama kurang lebih satu jam. Jalan yang dilalui pun bervariasi. Mulai area persawahan, hingga perkebunan milik masyarakat setempat. Di area persawahan, penulis berkali-kali menelan ludah. Melihat dengan jelas bahwa ternyata Mangkun tak selandai bukit lainnya.

Ya, selain langsing, bila terus diamati, Mangkun ternyata juga runcing. Penulis juga mencoba memompa semangat   untuk menjajak puncak Mangkun.  

Tiba di kaki bukit, pendakian dimulai. Sebelumnya, Ibuy, warga Nateh yang mengantarkan kami sampai kaki bukit, menjelaskan bahwa jalur menuju puncak sudah pasti. Artinya sudah ada jalan. Tapi, dia berpesan kepada kami untuk mencari pijakan yang kokoh.

“Kalau tidak, batu yang diinjak bakal jatuh,” pesannya.

Meski bukit batu, bukan berarti Mangkun tak memiliki selimut pepohonan. Sama seperti bukit lainnya, Mangkun diselimuti pepohonan rimbun. Untuk bisa mendaki, penulis dan rombongan harus menyibak ranting-ranting pohon atau akar yang bergelantungan. Seringkali, harus mengambil jalan memutar karena tubuh sudah tak mampu menerobos tumbuhan liar yang berulang-ulang melilit tubuh. Nekat menabrak pun percuma. Sekarang bisa lolos, tapi belum tentu selanjutnya.

Untuk terus bisa mencapai puncak, tak hanya harus mencari pijakan berupa batu kokoh. Kedua tangan juga diperlukan untuk berpegangan ke batang-batang pohon atau akar yang bergelantungan. Gunanya, sekadar menarik tubuh dan kaki agar berpindah dari pijakan satu ke pijakan lainnya. Seperti Spiderman atau manusia laba-laba.  

Mangkun, memiliki sudut kemiringan 40 hingga 80 derajat. Bagi pendaki awam seperti penulis, tentu merupakan pendakian yang berat. Napas seakan hampir habis. Terengah-engah sepanjang jalan, plus keringat bercucuran. Setiap kali melihat tempat landai, penulis memilih berhenti karena capek. Alhasil, baru setengah perjalanan,   sudah hampir menghabiskan sebotol air mineral.

Satu jam pendakian, puncak mulai kelihatan. Penulis kembali bersemangat. Karena kali ini pemandangan alam cukup terbuka, gugusan panjang perbukitan yang mengitari Nateh mulai kelihatan bentuknya.

Didominasi bebatuan cadas dan tumbuh-tumbuhan, penulis dan rombongan akhirnya bisa dengan santai rebahan. Beberapa di antaranya, asyik mengabadikan pemandangan yang tersaji. Cekrek…cekrek. Mulai foto hingga membikin video. Meskipun bukan puncak yang sesungguhnya, tapi pemandangannya benar-benar menawan.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X