Nampaknya Hulu Sungai Butuh Jalan Raya Baru

- Rabu, 13 Maret 2019 | 10:33 WIB

Hari kedua pasca Haul Guru Sekumpul, kemarin (12/3), Jalan Ahmad Yani arah ke Hulu Sungai masih dirundung kemacetan. Pemprov Kalsel dituntut memikirkan jalan baru. Demi memutus ketergantungan akut pada jalan nasional tersebut.

---

Berkaca pada pengalaman, selama 14 tahun terakhir, jemaah haul terus bertambah, bukan berkurang. Jika dibiarkan, Jalan Ahmad Yani dipastikan takkan sanggup menampung arus kedatangan maupun arus kepulangan jemaah.

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kalsel, Nurul Fajar Desira menjamin, pemprov tak menutup mata atas fakta itu. "Betul, kebutuhan atas jalan baru semakin mendesak. Sekarang, ada dua solusi. Satu sedang dikerjakan, satu masih direncanakan," ungkapnya kepada Radar Banjarmasin, kemarin.

Yang pertama pembangunan Jalur Barat. Melintasi empat kabupaten dari Barito Kuala sampai Tabalong. Jalan baru itu dibangun dari Marabahan, tembus ke Margasari, melewati Amuntai, dan berakhir di Tanjung.

"Jalur Barat sedang dikerjakan dengan bantuan pemerintah pusat," sebutnya. Dibiayai oleh APBN dan dikerjakan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XI Banjarmasin.

Jalur Barat lebih pantas disebut jalur alternatif. Yang digadang-gadang sebagai jalan baru untuk Hulu Sungai adalah Jalan Trikora di Banjarbaru. "Posisinya sejajar dengan Jalan Ahmad Yani. Dua lajur seperti penampakan Trikora sekarang. Jadi Trikora inilah cikal bakal Ahmad Yani baru itu," jelasnya.

Masalahnya, pembangunan Trikora tersetop di Cempaka. Antara Sungai Ulin dan Mataraman (Kabupaten Banjar) masih terputus karena terkendala pembebasan lahan.

Informasi terbaru, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kalsel sedang menggelar kajian trase untuk perencanaan jaringan jalan baru tersebut. "Kajian trase selesai, baru beranjak pada pembuatan DED (Detail Engineering Design)," tambahnya.

Namun, Fajar mengakui, masyarakat masih harus bersabar. Pengembangan Jalan Trikora merupakan proyek jangka panjang. "Setidaknya perlu lima tahun untuk merampungkannya. Karena anggarannya juga besar sekali," tukasnya.

Sebenarnya, masih ada satu solusi. Yakni pembangunan jalur kereta api Kalimantan. Dengan rute Palangkaraya, Banjarmasin dan Tanjung. Pernah ramai beberapa tahun silam, belakangan rencana itu menguap.

Fajar menegaskan, megaproyek itu hanya ditunda, bukan dibatalkan. "Kajian trase kereta api sebenarnya sudah lama tuntas. Sudah oke. Tinggal menunggu pembebasan lahan," jelasnya.

Pembebasan lahan dan pembangunan jalur kereta itu membutuhkan triliunan rupiah. APBD Kalsel takkan sanggup menanggungnya. Sementara pemerintah di Jakarta belum menunjukkan tanda-tanda bakal membantu.

"Kejelasan nasib kereta api bakal sangat tergantung pada hasil Pilpres nanti," pungkasnya. (fud/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X