Jalan Raya Alternatif Hulu Sungai, Kalau Semua Kompak, Tiga Tahun Selesai

- Kamis, 14 Maret 2019 | 11:15 WIB

BANJARBARU - Kemacetan Jalan A Yani menuju wilayah Banua Enam pasca Haul ke-14 Guru Sekumpul menjadi perhatian banyak kalangan.

Salah satunya adalah tokoh masyarakat yang juga mantan Kadis Pekerjaan Umum Provinsi Kalsel H Martinus. Menurutnya, Jalan A Yani memang memerlukan jalan alternatif sebagai pendukung.

Pembangunan jalan ini mendesak untuk segera diselesaikan.

"Momen haul dan lebaran sebenarnya menunjukkan bahwa Jalan A Yani tidak mampu lagi menjalankan fungsinya dengan baik karena memang lebar jalan tidak sebanding dengan volume kendaraan, kesimpulan saya pembangunan jalan selain A Yani menuju Banua Enam sangat mendesak," ucapnya.

Martinus menyebut, langkah Pemprov Kalsel dan Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang sedang dalam proses membangun Jalan Sisi Barat sudah tepat.

Namun demikian, kolaborasi keduanya saja tak cukup. Perlu dukungan dari beberapa kabupaten yang dilintasinya.

"Kalau hanya dipikul APBN dan APBD provinsi saya kira berat. Tapi kalau ada dukungan kabupaten dan kota bisa lebih ringan dan saya optimistis tiga tahun bisa selesai," cetusnya.

Dukungan yang dimaksud Martinus adalah pendanaan dan pembebasan lahan. Kabupaten dan kota bisa menganggarkan melalui dana alokasi khusus (DAK) untuk pembangunan jalan di wilayahnya.

Selain itu, kabupaten dan kota juga bisa mendukung dengan cara membebaskan lahan masyarakat yang bakal dilintasi jalan baru tersebut.

"Untuk desain tetap dari provinsi, selesai desain baru diserahkan ke kabupaten dan kota kemudian mereka bebaskan lahannya. Jadi intinya harus duduk bersama dan saling mendukung," paparnya.

Mantan Pj Walikota Banjarbaru ini menjelaskan, lokasi jalan sudah tepat berada di sisi barat Jalan A Yani. Tinggal bagaimana konsep jalan tersebut agar sesuai dengan perkembangan zaman.

"Saya sarankan pakai konsep jalan highway bukan tol jadi tetap gratis," paparnya lagi.

Konsep ini menurut Martinus memang memerlukan dana besar. Namun untuk jangka panjang sangat pas. Konsep ini memerlukan lahan setidaknya lebar 60 meter. Nantinya ada jalur cepat, jalur lambat dan penghijauan. Untuk jangka panjang juga bisa ditambah untuk jalur kereta api.

“Konsep ini bagus karena kanan kiri jalan bisa berkembang, beda dengan tol kanan kiri jalan justru mati karena tidak ada pintu masuk dan keluar tol terbatas, sementara highway lebih banyak dan tentunya gratis,” sebutnya.

Martinus menambahkan konsep ini sebenarnya sudah ia rancang saat masih menjabat sebagai kepala dinas. Namun dirinya keburu pensiun. “Semoga rencana ini bisa direalisasikan, tentunya perlu dukungan semua pihak,” harapnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X