Pria Ini Terkapar Tak Bernyawa di Trotoar Banjarbaru

- Sabtu, 16 Maret 2019 | 11:05 WIB

BANJARBARU - Sempat diduga jadi korban kecelakaan lalu lintas tunggal, sesosok jasad pria membuat geger pengguna jalan A Yani Km 35,8, samping Suzuki Banjarbaru pada Jumat (15/3) dini hari. 

Dari informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, jasad pertama kali dilaporkan oleh Polres Banjarbaru. Yang mana langsung ditindaklanjuti oleh tim relawan emergency mengevakuasinya ke kamar Jenazah RSD Idaman Banjarbaru.

Disebutkan, jasad sempat lama tergeletak di pinggir trotoar jalan. Diperkirakan kurang lebih satu jam. Sebab saat itu, kondisi jalan dini hari tergolong sepi.

Dari penuturan salah satu relawan Banjarbaru Rescue yang turut mengevakuasi dan mengantar jasad tersebut, saat datang di TKP pihaknya sudah mendapati korban dalam keadaan tidak bernyawa.

"Kronologisnya kita tidak begitu mengetahui. Namun kita dapat informasi awal bahwa ada laka lantas dan korban sekarat. Saat tiba korban sudah meninggal dunia, menderita luka parah di kepala. Kita langsung evakuasi ke rumah sakit," kata relawan ini.

Usut punya usut, korban yang diketahui bernama Hairilah (30), asal Basung Cempaka ini diduga bukan mengalami laka lantas. Meskipun di dekat lokasi ia tergeletak juga terdapat satu unit motor pribadinya.

Terkait dugaan ini, Radar Banjarmasin coba konfirmasi ke pihak Satlantas Polres Banjarbaru. Melalui Kanit Laka, Aipda Heriyadi, bahwa memang ada indikasi jadi korban penganiayaan. "Ada indikasi penganiayaan dari keterangan saksi. Silakan coba konfirmasi ke Satreskrim," jawabnya.

Terkait hal ini, Kasat Reskrim Polres Banjarbaru, AKP Aryansyah tak bisa menyimpulkan langsung. Namun dijelaskannya bahwa kasus ini sedang mereka dalami.

"Iya kita sedang dalami. Kami tidak dapat memastikan penyebab meninggalnya, karena untuk mengetahuinya harus melalui autopsi," katanya.

Hasilnya, kata Aryansyah, sangat penting dan akan jadi alat bukti penyidik. Namun diterangkannya bahwa pihak keluarga tidak mau mengerti dan menolak untuk dilakukan autopsi terhadap korban.

"Pihak keluarga yang datang ke Polres Banjarbaru dan rumah sakit menolak dilakukan autopsi. Jenazah juga diambil secara paksa oleh pihak keluarga dari rumah sakit tanpa persetujuan dari pihak kepolisian," infonya.

Sambungnya, penyelidikan penyebab kematian jenazah menjadi terhambat. "Karena hasil autopsi nantinya akan menjadi alat bukti penyidik bila ternyata ada tindak pidana," sebutnya.

Sementara itu, dari salah satu informasi yang diterima oleh Radar Banjarmasin, menyebutkan jikalau korban sempat dikejar-kejar oleh segerombolan orang sebelum terkapar di TKP. Hanya saja tidak diketahui persis siapa gerombolan orang tersebut dan ada masalah apa. Namun sempat terdengar kabar bahwa yang mengejar korban dari kelompok remaja yang kerap nongkrong di pusat kota Banjarbaru.
Atas informasi ini, Aryansyah juga tidak berani memastikan.

"Masih kita dalami kebenarannya," singkatnya. (rvn/ema)

 

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

EO Bisa Dijerat Sejumlah Undang-Undang

Rabu, 24 April 2024 | 08:00 WIB

Pengedar Sabu di IKN Diringkus Polisi

Rabu, 24 April 2024 | 06:52 WIB

Raup Rp 40 Juta Usai Jadi Admin Gadungan

Selasa, 23 April 2024 | 09:50 WIB

Masih Abaikan Parkir, Curanmor Masih Menghantui

Selasa, 23 April 2024 | 08:00 WIB
X