MANAGED BY:
SENIN
04 DESEMBER
BANUA | HUKUM & PERISTIWA | BISNIS | RADAR MUDA | FEATURE | SPORT | RAGAM INFO | PROKALTORIAL | FEMALE

FEATURE

Rabu, 23 Maret 2016 15:04
Kisah Sedih di Balik Kehebatan Resmob: Pulang Tugas, Istri dan Anak Meninggal
PENYERGAPAN: Anggota Resmob melakukan latihan simulasi penyergapan.

Tugas dan kewajiban sebagai seorang anggota kepolisian sudah menjadi prioritas utama yang tidak dapat ditinggalkan. Kapanpun dan di manapun diperintahkan, tujuh macan yang tergabung dalam tim Resmob langsung bergerak meninggalkan keluarga.

---------------------------------------------

Sudah hal biasa bagi mereka meninggalkan keluarga demi menjalankan tugas sebagai anggota polisi. Itu pula yang dijalankan oleh anggota Resmob Polda Kalsel. Ketika mendapat perintah melaksanakan tugas, tak jarang mereka harus meninggalkan keluarga di rumah berhari-hari, bahkan sampai berminggu-minggu hanya untuk mengungkap suatu kasus kriminal.

Tak heran di mobil setiap anggota selalu ada koper berisi pakaian yang disiapkan jika sewaktu-waktu mendapat tugas untuk berangkat. “Tim Resmob ini kalau dapat perintah langsung berangkat. Di dalam mobil masing-masing itu sudah ada pakaian,” cerita Kanit Resmob Arief Prasetya kepada Radar Banjarmasin.

Bukan hanya pakaian sehari-hari saja, tapi dari pakaian dalam sampai peralatan mandi pun sudah siap dalam koper. “Kalau perintah sudah turun langsung berangkat tanpa harus pulang ke rumah,” ujar perwira kelahiran Kediri 14 Juli 1979 ini yang menggatakan bertugas di Resmob diperlukan kecepatan untuk menemukan atau mencari kejahatan.

Seperti arti kata Resmob yang berasal dari bahasa Perancis, yang terdiri dari kata Rechercher dan Mobile. Rechercher berarti menemukan atau mencari kembali. Yaitu menemukan bentuk kejahatan yang berintensitas tinggi agar dapat diselesaikan menurut hukum dan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan kata mobil dari bahasa Inggris (mobile) berarti bergerak.  “Makanya kita harus bergerak cepat setelah dapat perintah atasan laksanakan tugas, pamitan sama istri cukup lewat telepon,” jelasnya.

Ditanya apakah istri dan anak pernah protes dengan aktivitasnya selama kurang lebih dua tahun ini bertugas di Resmob Polda Kalsel, pria tinggi berpenampilan kalem ini mengatakan bahwa anak dan istrinya sudah memahami tugasnya sebagai polisi. “Istri dan anak sudah tahu kerjaannya apa. Paling si kecil, kalau pulang langsung nodong minta dibawa jalan-jalan,”  tuturnya.

Makanya, kata pria yang hobi makan nasi pecel ini, setelah ada waktu luang selalu dimanfaatkan sebaik mungkin bersama keluarga. “Waktu pulang ke rumah malam hari anak-anak sudah tidur, paginya mereka sudah berangkat sekolah,” bebernya.

---------- SPLIT TEXT ----------

Untuk menghilangkan kepenatan usai melaksanakan tugas, kata ayah dua anak ini, ia bersama dengan anggota tim nongkrong minum kopi sambil main playstation. “Di Resmob ini sudah seperti keluarga, kalau tidak ngumpul sehari saja rasanya kangen. Kumpul kopi bareng itu sudah hiburannya,” katanya sambil tersenyum.

Begitu pula dalam menjaga kesehatan, Akpol angkatan tahun 2005 in bersama seluruh anggota tim selalu menyempatkan untuk  berolahraga. “Olahraga lari saja keliling siring minimal 5 kilometer untuk jaga kesehatan,” ujarnya.

“Tapi kalau sedang menjalankan tugas pengejaran, di daerah manapun juga jogging pagi-pagi. Sebab dengan rajin berolahraga, jika sewaktu-waktu ditugaskan mengejar pelaku sampai ke hutan tidak ada alasan lagi soal fisik,” katanya.

Arief yang bergelar macan nusantara ini mengaku pengalaman yang dirasakannya bersama dengan semua anggota macan Kalsel tidak akan pernah dilupakan. Keakraban yang baik antarsesama anggota membuatnya merasa enjoy dalam menjalankan tugas meski waktu bersama anak istri terbatas.

Bukti loyalitas tinggi dalam menjalankan tugas juga ditunjukkan Ipda Joni Arief.  Meski istrinya sedang sakit, salah seorang anggota macan Kalsel ini tetap menjalankan tugas mengejar pelaku pembunuhan yang menewaskan empat orang pencari pohon gaharu di Loksado. Tidak sampai sepekan, macan Kalsel berhasil menangkap pelaku.

Sehari setelah penangkapan pelaku di Loksado, seluruh anggota macan Kalsel berduka karena istri Ipda Joni Arief  meninggal dunia karena sakit. Hal serupa juga dialami Briptu Robbyanto Sebastian , setelah melakukan penangkapan terhadap pelaku kejahatan, istrinya keguguran saat mengandung anak kedua. Begitu juga dengan Ipda Wahyudi, usai melakukan penangkapan, ia mengajak anak berobat dan setelah itu anaknya meninggal dunia karena sakit.

Susah dan senang yang dialami anggota macan Kalsel ini membuktikan bahwa hanya orang bermental kuat saja yang sanggup bertahan di unit Resmob Polda Kalsel. Kesuksesan macan Kalsel dalam mengungkap dan menangkap para pelaku kejahatan ini juga membuktikan bahwa mereka yang tergabung dalam unit Resmob bukan tipe orang yang pantang menyerah serta tak larut dalam kesedihan. (hni/gmp)


BACA JUGA

Rabu, 23 September 2015 09:58

Gudang SRG Kebanjiran Gabah

<p style="text-align: justify;"><strong>MARABAHAN</strong> &ndash; Memasuki…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers