Masih Bocah, Sudah Minta Presiden Perhatikan Meratus

- Senin, 18 Maret 2019 | 09:15 WIB

BARABAI - Selesai menggambar deretan pegunungan dan matahari, Nadine Oriana  menuliskan  kalimat di atas kertas miliknya: ‘Sisakan satu permata di tanah kami’. Seperti penulis surat lainnya, dia berharap pesannya sampai dan dibaca oleh Presiden Republik Indonesia.

Ya, Nadine adalah salah satu peserta dalam acara aksi Menulis Surat ke  Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Acara ini digagas sejumlah organisasi pencinta alam, komunitas seni, serta berbagai elemen masyarakat di Kabupaten HST. Tujuannya untuk melindungi Pegunungan Meratus dari aktivitas tambang dan perkebunan sawit. Tidak hanya di Kabupaten HST, aksi serupa digelar serentak di seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Kalimantan selatan.

Aksi dikemas secara suka rela. Bagi masyarakat yang berminat ikut aksi, diberikan kertas kosong berikut alat tulisnya secara cuma-cuma. Peserta bakal mendapatkan arahan dari koordinator aksi, yang memberikan penjelasan terkait tema tulisan. Tentunya, agar para peserta tidak kebingungan ingin menulis apa.

Berada di samping kiri dan kanan lapangan, trotoar jalan yang awalnya lengang, mulai ramai diisi oleh peserta aksi. Bersaing dengan pedagang asongan yang lebih dahulu mengisi tempat. Mengangkat tema ‘Menyelamatkan Meratus Menyelamatkan Kehidupan’, peserta aksi mulai berebut mencari tempat menuliskan unek-uneknya.

Peserta aksi tidak hanya datang dari kalangan pemuda dan orang tua, tapi juga anak-anak. Isi tulisannya pun beragam. Mulai dari curhatan hingga umpatan. Ditulis layaknya surat biasa dengan kalimat formal, surat cinta yang berisi kalimat romantis, hingga puisi.

Nadine Oriana, satu dari sejumlah anak-anak yang ikut menulis surat. Ditemani sang ayah, Helmi Riadi, gadis cilik berumur lima tahun itu tampak serius menggoreskan pulpennya. Setelah selesai, dia buru-buru memasukkan surat ke dalam kotak yang dibawa hilir mudik oleh koordinator aksi. Mengumpulkan satu persatu surat peserta aksi yang sudah selesai ditulis.

Gunung dan hutan yang ada di kawasan Pegunungan Meratus, khususnya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), bukanlah tempat yang asing bagi Nadine. Dengan malu-malu, gadis cilik yang kini duduk di bangku Nol Besar Taman Kanak-kanak Al Hidayah Barabai, ini mengaku kerap ikut sang ayah mendaki gunung.

“Nadine suka marah kalau ayah pergi ke gunungnya enggak ngajak-ngajak,” celotehnya, yang kemudian dijawab oleh tawa sang ayah.

Helmi, mengungkapkan bahwa sejak masih dalam gendongan sang ibundanya, Nadine memang sudah diajarkan menikmati hawa pegunungan. Dengan harapan agar gadis cilik ini tumbuh kuat dan menyayangi lingkungan.

“Bagi kami warga Kabupaten HST, Pegunungan Meratus bukan hanya sekadar tempat yang menyajikan keindahan pemandangan alam. Tapi sudah bagaikan rumah kedua. Siapapun pasti tidak rela rumahnya diusik,” ucapnya.

Seperti halnya Nadine dan Helmi Riadi, Kepala Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Aisyiah Mawaddah Barabai, Sri Handriati, pun menginginkan hal yang sama. Bahkan, dia menumpahkan unek-uneknya hingga menghabiskan tiga lembar kertas.

Dalam suratnya, ibu tiga anak, ini mengatakan bahwa sebagai warga Kabupaten HST, dirinya juga merasakan bagaimana perihnya bila terjadi bencana. Khususnya, bencana berupa luapan air hingga banjir yang terjadi bila tiba musim penghujan.

“Belum ditambang saja, luapan air dan banjir masih sering terjadi. Apalagi bila ditambang, bagaimana nasib anak cucu kita nantinya. Belum bisa berusaha keras dengan tenaga, minimal dengan menulis surat seperti ini, saya bisa ikut menyelamatkan lingkungan,” ujarnya.

Selain menuliskan unek-unek berupa harapan agar Pegunungan Meratus tetap lestari,    ada pula yang menuangkan harapan lainnya.  Hery Kurniawan, warga Barabai lainnya  tidak hanya mengeluhkan persoalan tambang atau perkebunan kelapa sawit, lelaki berambut gondrong ini juga mengeluhkan harga getah karet yang dianggapnya terlalu murah.  

“Katanya mau mensejahterakan petani. Harga karet saja terlalu murah,” cecarnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X