BANJARMASIN – Persoalan infrastruktur menjadi yang tertinggi. Masuk ke aplikasi Layanan Aspirasi Pengaduan Online Rakyat (LAPOR). Laporan terbanyak, adalah jalan rusak, jembatan dan drainase mampetdi kota ini.
Angka aduan soal infratruktur, hingga Maret ini bahkan sudah mencapai angka 300. Sudah separuhnya dari jumlah tahun lalu yang mentok di angka 588.
Kasubag Pengelolan Lapor dan Pengaduan Humpro Banjarmasin, Novri Gitayanti mengakui, aduan merangkak naik. Menurutnya, karena kesadaran masyarakat yang terus mningkat.
"Aplikasi Lapor ini harus terus disosialisasikan. Karena semakin banyak yang mengadu, semakin banyak yang bisa diperbaiki untuk kepentingan bersama. Suksesnya kota, tentu adanya turut campur dan masukan dari masyarakatnya," tuturnya.
Buat yang belum tahu, LAPOR adalah sarana aspirasi dan pengaduan berbasis online. Mudah diakses dan terpadu. Bahkan, terkoneksi dengan 81 Kementerian atau Lembaga, 5 Pemerintah Daerah, serta 44 BUMN di Indonesia.
LAPOR dikembangkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Sekaligus sebagai pengawasan program dan kinerja pemerintah dalam penyelenggaraan program pembangunan.
Dari aduan 2018 lalu, Novri mengklaim, cuma 2 persen yang tak bisa ditangani Pemko Banjarmasin. Karena bukan tanggung jawab pemko. Dia memberi contoh, seperti jalan nasional dan jalan milik provinsi.
Meski begitu, aduan tersebut tetap diteruskan kepada instansi terkait yang bertanggung jawab. "Kalau laporan tahun ini, dari 300 aduan sudah 30 persen yang ditangani,” klaimnya, sembari memberi alasan, karena aduan tersebut baru masuk.
Demi menyerap aspirasi masyarakat, aplikasi ini terus disosialisasikan. Bahkan mengincar kaum milenial. Terbaru, sosialisasi diberikan kepada warga Banjarmasin Tengah.
“Memang masih banyak yang belum mengetahui aplikasi ini. Makanya kami terus menyosialisasikannya,” tutupnya. (mof/ema)