BANJARMASIN - Sebanyak 53 travel haji dan umrah yang tergabung dalam forum komunikasi perusahaan penyelenggara perjalanan ibadah umrah dan haji khusus (FKPPPIUH) Kalsel menggelar pertemuan khusus dengan Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) perwakilan Kalimantan, terkait sistem penjualan tiket Garuda yang terkesan dimonopoli oleh satu agen yang ditunjuk Garuda Indonesia.
Diungkapkan Kepala perwakilan KPPU Kalimantan Abdul Hakim Pasaribu, KPPU akan bekerja maksimal untuk masalah yang dialami travel umrah di Kalsel.
"Kami berharap FKPPIUH Kalsel bisa secepatnya membuat laporan tertulis kepada kami sebagai dasar kami untuk bekerja,"ucapnya usai pertemuan di Rattan Inn, kemarin.
Menurut Hakim, ada beberapa permasalahan yang terungkap, termasuk indikasi monopoli dan persaingan tidak sehat, namun sekali lagi KPPU belum bisa melakukan penyidikan kalau tidak ada laporan.
"Untuk di Kalsel persoalannya memang agak beda dengan Makasar, Solo, Jakarta dan Surabaya yang punya alternatif penerbangan langsung ke Tanah Suci, kalau Banjarmasin tidak ada, ini juga akan jadi bahan kami untuk masalah ini," ucapnya.
Dalam pertemuan terungkap, adanya agen yang ditunjuk Garuda mulai bermain semaunya, kondisi ini membuat travel.umrah kesulitan untuk mendapatkan kepastian tiket.
Ketua FKPPPIUH Kalsel H Saridi mengaku, segera membuat laporan ke KPPU dan berharap KPPU bisa segera menyelesaikan persoalan ini.
"Intinya travel umrah di Kalsel keberatan dengan sistem penjualan tiket yang dilakukan Garuda dan ingin kembali ke sistem terdahulu,"tandasnya.
Sementara itu, Hj Utami Dewi owner Albis group mengaku, ia sangat keberatan dengan sistem baru ini, sebagai bentuk protes untuk keberangkatan umrah yang baru ia sudah tidak lagi menggunakan Garuda Indonesia.
"Kami sangat kesulitan untuk mendapatkan tiket, karena agen yang ditunjuk Garuda semaunya membuat aturan,.jadi untuk keberangkatan yang baru saya menggunakan batik air untuk ke.Jakarta dan Saudi Airline untuk ke Tanah Suci," pungkasnya.(sya/ema)