Tutup Lubang, Pendulang Pumpung Bekerja Kembali

- Rabu, 10 April 2019 | 09:19 WIB

Lima orang meninggal dunia, lantaran tertimbun tanah. Membuat jumlah korban dalam musibah tanah longsor di lokasi pendulangan intan Pumpung, Cempaka, Senin (8/4) tadi menjadi yang terbanyak dalam kurun waktu 14 tahun terakhir.

----

Ijar, warga Pumpung menghitung-hitung. Dia mengungkapkan, musibah longsor di Pumpung terakhir kali memakan banyak korban pada 2005 silam. "Jumlah korban sama dengan kemarin, lima orang meninggal dunia," ungkapnya.

Setelah tragedi pada 2005 itu, selanjutnya korban yang berjatuhan akibat aktivitas pendulangan tak pernah lebih dari tiga orang. "Setelah 2005, paling satu atau dua orang. Baru akhirnya, kemarin kembali lima orang," kata pria yang dulunya pernah jadi pendulang ini.

Meski, banyak korban yang tewas akibat tertimbun tanah. Dia meyakini, masyarakat dalam waktu dekat akan kembali beraktivitas mendulang intan. "Paling empat hari lagi sudah ada yang mendulang. Tapi, mungkin di lubang yang lain," ucapnya.

Sementara di lubang tempat lima orang yang baru saja tertimbun, Ijar menyebut masyarakat sekitar berencana untuk menutupnya. "Lubang itu disebut Lubang Si Mayat. Sebab, sudah ada sekitar 20 orang meninggal dunia di sana," ujarnya.

Para pendulang sendiri tak ingin meninggalkan aktivitasnya, lantaran tak punya usaha lain untuk menghidupi keluarganya. Padahal menurut Ijar, intan saat ini sangat sulit didapatkan. "Tapi walaupun tak dapat intan, pendulang bisa menjual pasir yang sudah diisap ke atas menggunakan mesin pompa," jelasnya.

Lanjutnya, dari hasil penjualan pasir para pendulang yang beranggotakan tujuh orang masing-masing bisa mendapatkan Rp50 ribu perhari. "Sehari mereka bisa menjual lima truk pasir, dengan harga Rp250 ribu per truk. Hasilnya dibagi rata, 40 persen untuk pemilik mesin. Lalu, 40 persen lagi milik kelompok pendulang dan sisanya untuk pemilik lahan," paparnya.

Ijar mengaku sejak dirinya lahir 40 tahun silam aktivitas pendulangan di Pumpung sudah ada."Pada 1965 saja sudah ada penemuan Intan Trisakti di sini. Jadi, pendulangan sudah ada sebelum itu," ucapnya.

Namun, dia memaparkan pendulangan zaman dulu lebih aman dibandingkan sekarang. Lantaran tidak menggunakan mesin pompa. "Sistem sekarang risiko tertimbun sangat besar. Sejak 1995, ketika mulai beralih menggunakan pompa sudah 200 lebih pendulang yang meninggal akibat tertimbun. Padahal sebelum itu, jarang ada musibah," paparnya.

Lebih lanjut Ijar menyampaikan, dirinya sendiri pernah tertimbun longsoran pada 2001 silam. Beruntung saat itu dia berhasil menyelamatkan diri. "Badan saya sudah tenggelam sampai dada. Tapi, masih bisa keluar. Namun, saya harus beristirahat selama satu setengah bulan karena cedera pinggang," kisahnya.

Saat ini, dia berhenti menjadi pendulang dan memilih untuk berjualan batu akik. Sebab, tak ingin mengalami peristiwa serupa. "Masyarakat yang mendulang memang terus berkurang, lantaran terlalu berisiko dan mulai sulit untuk mendapatkan intan," ujarnya.

Dengan banyak korban yang berjatuhan, pihak kepolisian ternyata mulai memiliki rencana untuk melokalisasi lubang pendulangan yang dianggap rawan. "Iya kemungkinan lubang Si Mayat itu akan dilokalisasi. Ini sesuai dengan hasil masukan sejumlah tokoh masyarakat di sana," ungkap Kapolres Banjarbaru AKBP Kelana Jaya.

Akan tetapi, sebelum bergerak dia mengaku akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Banjarbaru dan Instansi terkait lainnya. Karena permasalahan di pendulangan intan Cempaka bukan hanya tugas kepolisian. “Langkah ke depan akan kita lakukan bersama dengan Pemko Banjarbaru. Yang jelas semua aspirasi akan kita tampung, termasuk suara dari tokoh masyarakat dan LSM di Kecamatan Cempaka,” ujarnya.

Terkait suara aspirasi dari masyarakat sekitar, pihaknya mendapatkan masukan langsung dari para tokoh masyarakat, agar lubang Si Mayat ditutup. “Di sana memang lubang pendulangan yang berbahaya, berulang kali memakan korban. Tahun ini saja sudah enam orang meninggal. Januari satu orang dan kejadian baru ini lima orang korban," katanya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X