Mahal, Parpol Hindari Rapat Umum

- Rabu, 10 April 2019 | 09:33 WIB

BANJARMASIN - Masa tenang belum tiba. Tapi suasana kampanye di Kalsel sudah sepi. Tiga hari menjelang penutupan jadwal rapat umum, baru Partai Golkar yang menggunakan jatahnya. Kemana parpol lainnya?

Rupanya, kebanyakan pengurus parpol di Banua memang enggan menggelar kampanye akbar. Alasannya, bisa menguras kas parpol. Sementara dampaknya bagi perolehan suara belum tentu sepadan.

"Rapat umum membutuhkan dana yang sangat besar. Mending uangnya dipakai untuk sosialisasi. Memperbanyak silaturahmi bersama masyarakat," kata Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kalsel, Aditya Mufti Ariffin, kemarin (9/4).

PPP kini lebih menggemari kampanye bergaya tatap muka. Per sekali pertemuan, Aditya menargetkan bisa berbicara dengan 200 calon pemilih. "Jadi kami tidak akan menggunakan jatah rapat umum," tegasnya.

Pernyataan serupa juga diutarakan Sekretaris DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kalsel, Supiansyah. "Kampanye door to door (dari pintu ke pintu) adalah metode terbaik. Karena hasil rapat umum itu enggak jelas," ujarnya.

Menurutnya, kebanyakan orang yang mendatangi rapat umum bukan demi menyimak orasi politik sang jurkam. Melainkan lebih mencari hiburan. "Siapa saja bisa datang. Apalagi kalau sudah mendatangkan artis," tukas Supiansyah.

Sementara itu, Wakil Ketua DPD Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Kalsel, Lutfi Saifuddin mengaku masih menimbang-nimbang. Apakah akan menggunakan jatah rapat umum atau tidak. "Masih dirundingkan. Perlu rapat umum atau tidak," ujarnya.

Namun, Lufti mengaku lebih condong untuk berkata tidak. "Tak begitu efektif. Hanya membuang-buang anggaran partai saja," cecarnya.

Jangan-jangan, pengurusnya mau meniru capres Prabowo Subianto. Yang mempopulerkan istilah paheli. Alias kampanye paket hemat sekali. Ditanya begitu, Lutfi tertawa. "Kalau Prabowo sudah jelas guru kami," tukasnya.

Yang menarik adalah trik Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Bukan sekadar kampanye tatap muka. PKS mencoba lebih kreatif. "Bersosialisasi dengan gaya flash mob," kata Sekretaris DPW PKS Kalsel, Awan Subarkah.

Apa itu flash mob? Kader dan caleg PKS berdiri berjajar di bahu jalan strategis. Menyapa pengendara melalui gerakan senam. Mengenakan rompi berlogo nomor partai. Sembari mengacung-acungkan poster edukatif.

"Kami menyebutnya flash mob. Dibandingkan rapat umum, biayanya jelas lebih minim," ujarnya. Menurutnya, yang penting bisa menjual partai dan programnya kepada masyarakat.

"Direct selling lebih efektif. Langsung bertemu dan berbicara dengan pemilih. Ketimbang rapat umum yang memerlukan ongkos sangat besar," pungkas Awan.

Perlu diketahui, KPU membuka jadwal kampanye untuk rapat umum sejak 24 Maret lalu. Ditutup pada 13 April nanti. Namun, baru Golkar yang menggunakan jatahnya. Pertama di Kiram Park, Kabupaten Banjar. Kedua di Lapangan 5 Desember, Kabupaten Barito Kuala.

Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kalsel, Azhar Ridhani, secara tak langsung membenarkan fenomena di atas. "Ya, sampai hari ini belum ada tembusan laporan rapat umum," ujarnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X