BANJARMASIN – Dari data PDAM Bandarmasih, 25 persen pipa air leding yang terpasang saat dalam kondisi tua. Sudah saatnya diremajakan.
Contohnya seperti di Jalan Ahmad Yani Banjarmasin. Dua pipa yang terpasang di bawah tanah di kawasan ini kerap mengalami kebocoran.
Direktur Operasional PDAM Bandarmasih, Supian membeberkan, jika dihitung, sudah sebanyak 17 kali kebocoran pipa di sana. “Pipa yang terpasang dari kantor kami ke Jembatan Dewi, usianya hampir 25 tahun. Memang sudah saatnya diremajakan,” kata Supian.
Dua pipa yang terpasang di Jalan Ahmad Yani berbeda ukuran. Yang satu berdiameter 630 milimeter, satunya lagi 400 milimeter.
Yang besar untuk pendistribusian air bersih ke pelanggan yang berada di Banjarmasin Barat dan sebagian Tengah.
Sedangkan pipa kecil, untuk distribusi ke pelanggan yang berada di sebagian Banjarmasin Utara. “Dua-duanya usianya sudah tua. Contohnya di samping Jembatan Dewi. Untungnya pipa tersebut berada di bagian atas. Sehingga mudah dilakukan perawatan,” tambahnya.
Berbeda dengan yang berada di bawah tanah. Selain berusia tua, kerap pula mendapat tekanan dari atas. PDAM Bandarmasih sudah menyiapkan pipa baru untuk menggantinya.
Tapi sayang, ada kendala. Karena lokasinya berada di bawah jalan nasional. Perizinan pun tak mudah seperti jalan kota yang statusnya milik pemko. “Selain harus minta izin ke pemerintah pusat. Dananya pun saat ini belum siap,” sebut Supian.
Selain di kawasan tersebut, dari 1.000 meter pipa air leding PDAM Bandarmasih, pipa yang menyambungkan ke arah Masjid Raya Sabilal Muhtadi hingga boster S Parman sudah waktunya diremajakan. “Pipa-pipa ini ada yang tertanam sejak jaman Belanda,” tukasnya.
Berbicara peremajaan pipa, Supian mengungkapkan, tahun ini dipastikan tak ada pergantian. Selain belum diusulkan, anggaran pun diakuinya minim.
“Estimasi pemasangan pipa tak bisa saya hitung. Namun, yang pasti biayanya sangat tinggi,” imbuhnya sembari menerangkan tahun ini hanya dilakukan pemeliharaan rutin. (mof/ema)
