Sswa-siswa sekolah terpencil di Kalsel harus berjuang untuk mengikuti UNBK. Infrastruktur jalan yang buruk di kabupaten mereka membuat mereka mau tak mau harus menempuh rute berbahaya.
---
Tinggal di desa -desa terpencil di Barito Kuala membuat siswa-siswa SMPN 2 dan 3 Bakumpai harus mengungsi untuk bisa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di gedung SMAN 1 Marabahan. SMPN 2 Bakumpai terletak di Desa Palingkau, membutuhkan waktu 1 jam perjalanan kelotok ke ibukota Kabupaten Barito Kuala. Sedangkan SMPN 3 Bakumpai yang lebih jauh perlu waktu 2 jam.
Kenapa harus menggunakan kelotok? Jalan darat sangat parah dan belum diaspal. Beberapa titik ada yang seperti bubur. Siswa -siswa SMPN 3 Bakumpai tidak ingin mengambil risiko. Mereka memilih menginap di rumah dinas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Batola Sumarji agar tidak bolak-balik.
Sebanyak 20 siswa-siswi mereka menginap di sana. Mereka datang ke Marabahan sejak Minggu (21/4).
"Sekolah kami tidak mampu mengadakan UNBK sendiri di karenakan listrik dan tidak adanya komputer," ujar Lidya, guru SMPN 3 Bakumpai. "Kami sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Batola," ujarnya.
Lidya menambahkan, dua puluh siswa SMPN 3 Bakumpai yang menginap di rumah dinas, tidak lepas dari pengawasan para guru yang juga ikut mendampingi mereka menginap. Sebanyak 10 guru SMPN 3 Bakumpai secara bergantian mengawasi.
"Pada malam hari anak-anak tidak boleh keluyuran, mereka hanya diperbolehkan belajar," ujar Lidya.
Saat belajar, semua gawai yang dimiliki anak-anak disita dan baru dibolehkan di pagi hari. Hal tersebut dilakukan agar pada siswa tidak main gawai dan tidur dengan teratur.
Siswa-siswa SMPN 2 Bakumpai memilih tidak bergabung di rumah dinas Kepala Dinas Pendidikan. SMPN 2 Bakumpai lebih memilih pulang pergi menggunakan kelotok meski harus menempuh perjalan 1 jam.
"Kami lebih memilih pakai kelotok ketimbang di rumah dinas, karena demi kenyamanan siswa dan beratnya mengawasi mereka di sana," alasan Kepala Sekolah SMPN 2 Bakumpai, Joko Wiyono.
Joko menambahkan apabila mereka menginap di rumah dinas, 33 siswanya harus berdampingan dengan 20 siswa SMPN 3 Bakumpai. Sehingga mereka harus berbagi kamar mandi dan tempat tidur.
"Bisa-bisa para siswa harus mandi antre dari pukul 03.00 Wita," ucapnya.
Laela siswi SMPN 3 Bakumpai mengaku senang bisa bersama teman-temannya tinggal dalam satu rumah. Mereka bida mendapatkan pelajaran tambahan.
"Sebelum mengikuti UNBK, malam harinya kami belajar bersama dengan guru mata pelajarannya," ujarnya.