Kerajinan Banua Dibawa ke Jakarta

- Kamis, 25 April 2019 | 09:50 WIB

BANJARBARU – Sebanyak 14 instansi dari berbagai pemerintah kabupaten/kota, provinsi, dan sebuah perusahaan dari Kalsel mengikuti ‘The 21st Jakarta International Handicraft Trade Fair (INACRAFT 2019) yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.

Dalam acara yang digelar pada 24 – 28 April 2019 itu, berbagai produk kerajinan asal Kalsel dipamerkan dan dipasarkan. Selain kerajinan berbahan bambu, purun, kayu, ilung atau eceng gondok dan bamban, Kalsel juga membawa batu permata dan kain sasirangan.

Kalsel yang rutin mengikuti ‘INACRAFT’, kali ini diharapkan mampu menembus pasar kerajinan hingga ke manca negara dan menjadi ikon pada helatan tahun berikutnya.

Tahun ini, dalam ‘INACRAFT 2019’ Kalsel diwakili  Dekranasda Provinsi Kalsel, Dinas Perindustrian Provinsi Kalsel, Dinas Perdagangan Provinsi Kalsel, Pemko Banjarbaru, Pemko Banjarmasin, Dekranasda (Tapin, Banjar, Banjarmasin, Pemko Banjarmasin, Balangan, Batola, Tanah Laut, dan Hulu Sungai Selatan), dan Adaro Indonesia.

Menurut Ketua Badan Pengurus Daerah Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) Provinsi Kalsel, Galuh Saly, melalui ‘INACRAFT 2019’, Kalsel bisa memberdayakan sumber daya pengrajin dan meningkatkan kualitas produk kerajinan-kerajinannya.

“Yang juga penting adalah kegiatan ini diharapkan berdampak positif terhadap regenerasi pengrajin, pelestarian kearifan lokal, dan keberlanjutan sumber daya alam yang menjadi sumber inspirasi dan bahan kerajinan,” ujar Galuh Saly di Banjarbaru, Senin (22/4).

Anyaman dari Kalsel, ujar Galuh Saly, selain memiliki karakter yang khas dan kuat, juga bernuansa sangat etnik, sehingga diyakini mampu bersaing dengan kerajinan dari daerah lain yang sama-sama mengikuti ‘INACRAFT 2019’. “Tinggal kemudian bagaimana hal itu dikelola lebih serius dan berkelanjutan, dengan memerhatikan manfaat ekonomi bagi masyarakat,” ujarnya.

Menurut Suzane Thalib, Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Sumber Daya Manusia Asephi Kalsel, ‘INACRAFT 2019’ diyakini akan membuka peluang bagi kerajinan asal Kalsel. Apalagi transaksi, akses pasar dan modal, biasanya akan terbuka dalam event besar itu.

“Tahun lalu misalnya, Sumatera Selatan melalui satu produk andalannya (songket) berhasil memecahkan rekor transaksi satu booth (gerai). Seperti visi dan misi Asephi, Kalsel terus berusaha memerluas jaringan, sehingga ke depan kerajinan kita makin baik dan mendunia.”

Keikutsertaan Kalsel dalam ‘INACRAFT 2019’, ujar Suzane Thalib, dalam rangka meningkatkan mutu penampilan produk-produk kerajinan Kalsel dengan fokus orientasi pada event untuk mempromosikan produk unggulan yang variatif, inovatif, dan fungsional.

“Semua dilakukan tanpa meninggalkan sisi edukatif dan memerhatikan trend yang sedang berkembang di masyarakat serta memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar global.”

Saban tahun ikon dan tema yang diusung dalam ‘INACRAFT’ selalu bergantian dan menarik. Kali ini ‘INACRAFT 2019’ mengusung Monumen Nasional (Monas) sebagai ikon utama dengan tema ‘Jakarta Enjoyable Multicultural Diversities’.

“Kita berharap di tahun mendatang Kalsel yang menjadi ikon utama,” ujar Suzane Thalib. (ist/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X