Caleg Bagi-bagi Duit Jelang Coblosan, Ketua Partai Ikut Diperiksa

- Sabtu, 27 April 2019 | 09:36 WIB

BANJARMASIN - Ketua DPC PDI Perjuangan Banjarmasin, Suprayogi memenuhi panggilan Bawaslu Banjarmasin, kemarin (26/4) pagi. Dia membantah bahwa kadernya telah melancarkan serangan fajar pada masa tenang kampanye.

"Dugaan yang mana? Tidak benar. Bukan money politics. Itu sebenarnya uang untuk honor saksi partai," bantahnya. Dipanggil sebagai saksi, Suprayogi datang sendirian. Dia mengenakan kemeja warna merah tua. Kurang dari setengah jam, pemeriksaan pun kelar.

Beberapa hari sebelumnya, Selasa (23/4), Tugiatno diperiksa lebih dulu. Terkait dugaan tindak pidana pemilu. Bagi-bagi amplop berisi uang Rp50 ribu sampai Rp100 ribu menjelang hari pemungutan suara (16/4).

Tugiatno masih aktif sebagai anggota dewan. Dia calon petahana untuk pemilihan Anggota DPRD Banjarmasin dari Dapil Banjarmasin Timur.

"Saksi biasanya dibayar separuh dulu secara tunai. Setelah hari pencoblosan, baru sisanya dilunasi. Biasa saja pada masa tenang ada bagi-bagi honor untuk saksi partai," jelas Suprayogi.

Sebagai ketua partai, ditegaskannya, tindakan Tugiatno telah sesuai dengan instruksinya. "Pembayaran honor itu memang instruksi partai. Saya jamin dugaan itu tidak benar. Saya siap bertanggung jawab atas kader PDIP," tegasnya.

Suprayogi masih menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Banjarmasin. Rekannya, Ketua DPRD Banjarmasin, Ananda juga dipanggil. Dalam kapasitas sebagai Ketua DPD Golkar Banjarmasin.

Pemeriksaan Ananda dijadwalkan pagi hari. Tapi karena sedang reses di Kelurahan Teluk Tiram, dia meminta jadwalnya dimundurkan pada sore hari.

Ananda dicecar atas kasus Noorlatifah. Kader Golkar yang diduga melakukan politik uang. Noorlatifah juga caleg petahana untuk Dapil Banjarmasin Timur. "Golkar tidak bisa memantau semua kegiatan calegnya di lapangan," kelit Ananda.

Setelah dua kali mangkir dari pemanggilan, akhirnya Noorlatifah muncul di kantor Bawaslu. Dia datang lebih awal. Terpisah dari Ananda.

Dipanggil pula Ketua DPD Nasdem Banjarmasin, Zainuddin Djahri. Atas kasus Norasya Verdiana. Caleg Nasdem untuk pemilihan di Dapil Banjarmasin Tengah.

Zainuddin sangsi kadernya tersangkut kasus politik uang. "Menduga boleh-boleh saja. Tapi nyatanya suara si caleg ini sangat-sangat kecil," ujarnya. Logika Zainuddin, jika caleg melancarkan serangan fajar, maka perolehan suaranya akan menanjak.

Dia lalu menyindir caleg lain yang lolos dari patroli Bawaslu. "Pembuktian politik uang itu sederhana. Kalau ada caleg yang bukan tokoh, sebelumnya tak dikenal, tapi suaranya tiba-tiba melambung. Nah, itu yang harusnya dipertanyakan media," cecarnya.

Tamu terakhir adalah tim advokasi dari DPD Gerindra Kalsel. Guna pendampingan Muhammad Samani, caleg Gerindra untuk pemilihan Anggota DPRD Kalsel di Dapil Kalsel I.

Sementara itu, Koordinator Divisi Penindakan Pelanggaran Bawaslu Banjarmasin, Subhani memaparkan, ada dua pertanyaan utama yang disodorkan kepada saksi. "Apakah partai mengawasi gerak-gerik calegnya. Dan apakah bagi-bagi duit itu merupakan instruksi partai," jelasnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X