Otodidak Perbaiki Lampu, Panen Bila Listrik Sering Padam

- Sabtu, 4 Mei 2019 | 16:29 WIB

Badaruddin, (39) dijuluki ‘menteri penerangan’ oleh warga. Karena dalam hitungan menit, dia mampu menghidupkan kembali lampu CFL (Compact Fluorescent Ligths) yang sudah mati.

Oleh: MAULANA, Banjarmasin.

Lampu anda rusak, jangan dibuang. Serahkan kepada Ibad, panggilan akrab pria yang biasa mangkal di pasar dadakan di kawasan Sungai Gardu, Sungai Lulut, Jalan Keramat dan Jalan A Yani KM 7 Kertak Hanyar.

Sejak sore hingga pukul 9 malam, ia menggelar lapaknya, duduk lesehan diantara susunan lampu bekas yang didagangkan. Di tempat ini juga ia membuka jasa perbaikan. Tak terasa sudah 8 tahun pekerjaan seperti ini jadi rutinitasnya.

Ketika lampu yang sudah padam diserahkan, ia langsung mengamati dan sudah bisa menerka apa kerusakan lampu tersebut.

"Jika kaca lampunya masih bersih, berarti kerusakannya di mesin. Jika kaca lampunya hitam berarti kacanya rusak. Itu sudah pasti kerusakannya, tetapi jika tak ada tanda sama sekali, bisa saja kabel penghantar arus ke kaca lampu putus, itu sulit diperbaiki. Bisa, tapi nyalanya tak maksimal dan tak bertahan lama," terang warga kelahiran Pengambangan 5 Mei 1980 ini.

Ibad yang memang memiliki keahlian servis elektronik ini, memulai usaha ini berkat saran dari seorang kawan. Sebagai latihan, ia mengawali dengan 40 lampu bekas yang didapat dari pemulung.

"Saya coba perbaiki, saya pelajari kerusakannya. Akhirnya banyak yang berhasil. Sampai akhirnya saya berani buka jasa perbaikan lampu ini," ucap warga Kompleks Graha Sejahtera Blok B nomor 12, Jalan Martapura Lama, Sungai Tabuk Kabupaten Banjar.

Sehari Ibad, bisa menerima 15 hingga 17 lampu untuk diperbaiki. Bukan cuma dari rumah warga, tapi juga ada rumah makan, toko sampai salon kecantikan yang memanfaatkan jasanya.  "Ada yang sekali datang membawa puluhan buah," ujarnya.

Untuk biaya perbaikan, tergantung kerusakan. Jika mesin lampu rusak, biayanya Rp10 ribu, jika bola lampunya lebih mahal, Rp20 ribu. Layaknya tukang servis professional, Ibad pun memberi garansi, satu bulan untuk lampu yang diperbaiki.

Untuk spare part, dia bisa membeli komponen dari toko elektronik. “Bisa juga kanibalan dari lampu bekas," katanya.

Barang kanibalan tersebut didapatnya dari tenaga kebersihan yang mengangkut sampah. Biasanya setelah terkumpul satu kantong plastik besar, baru dibawa kepada Ibad.

"Satu kantongan itu biasanya 100 biji lebih, saya hargai Rp150 ribu,” ungkapnya.

Ibad pun mengklasifikasi dari lampu-lampu tersebut, komponen apa yang masih bisa digunakan. Bisa jadi mesin, bisa jadi bola lampunya. Ada pula yang memang sudah rusak, tak berguna.

Menggeluti usaha ini, Ibad mengaku tak pernah sepi. Terlebih bila listrik sering padam. Banyak bola lampu yang jadi korban. "Saya kewalahan, sampai ada yang datang ke rumah," ujarnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X