Roby, Buruh di Kotabaru Yang Jadi Wakil Rakyat Tanpa Mengeluarkan Modal Besar

- Minggu, 5 Mei 2019 | 12:30 WIB

Duduk di parlemen harus siapkan pundi-pundi rupiah yang banyak. Kesimpulan itu dipatahkan Roby. Tanpa serangan fajar. Dengan kekuatan suara buruh kelapa sawit, ia duduk di parlemen.

 ---

Bintangnya Scorpio. Rabbiansyah nama lengkapnya. Lahir di perbatasan Kotabaru, di Desa Sakadoyan, 25 Oktober 1984.

Roby, begitu teman-teman kecilnya memanggil. Masa seragam merah putih, ia tumbuh di rimbunnya pepohonan besar. Burung punai masih besar-besar. Burung pelatuk, ribut di pokok-pokok kayu.

Usia SMP, kampungnya, begitu juga desa-desa sekitar, berubah total. Pemerintah memberikan konsesi amat luasnya, kepada perkebunan kelapa sawit.

Warga berbondong-bondong menjual tanah. Beli parbola TV. Beli sepeda motor. Sampai modal untuk menikah. Di suasana begitulah Roby menghabiskan masa remajanya. 

Lulus SMA, Roby, seperti kawan-kawannya yang lain bekerja di perusahaan sawit. Lahan warga hampir habis. Pun nelayan banyak alih profesi jadi buruh sawit: demi jadi orang gajian. 

Bintang Scorpio katanya pendiam. Ulet, dan pekerja keras. Tapi Roby, suka bicara. Suka bergaul. Mulutnya dan tindakannya sama cepatnya. 

Tidak heran, di usia muda dia menjadi sorotan. Baru satu tahun jadi buruh sawit, tepatnya di tahun 2011 ia membangun serikat pekerja. Dulu, serikat pekerja itu nama asing. Buruh sawit hanya tahu koperasi tempat ngebon beras dan rokok, gajian dibayar.

"Ternyata, ada yang lebih tinggi manfaatnya. Serikat pekerja," kata Roby. 

Dari mana ia punya gagasan itu? Dari bergaul dengan banyak orang. "Saya suka berteman. Siapa saja saya temani. Saya suka kumpul-kumpul." 

Tahun 2012 sampai 2014, serikat pekerja yang dia bentuk mulai menunjukkan pamornya. Berkali-kali Roby turun ke jalan.  

Apa yang mereka demokan? Upah. Selama ini upah buruh di Kotabaru mengacu pada pedoman Upah Minimum Provinsi. Padahal menurut Roby, biaya hidup di Kotabaru tinggi. 

"Kalau bensin saja di tempat kami. Ecerannya lebih mahal. Baru itu sudah habis seperempat gaji," ujarnya. 

Bertahun-tahun berjuang di jalan. Di meja birokrasi. "Akhirnya Kotabaru punya Upah Minimum Kabupaten (UMK) di tahun 2016," kenangnya. 

Halaman:

Editor: berry-Beri Mardiansyah

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB

Warga HSU Dilarang Bagarakan Sahur Pakai Musik

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:15 WIB

Wilayah Kalsel Rawan Diguncang Gempa

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:45 WIB
X