Importir Kalsel Paling Suka Barang Malaysia

- Senin, 6 Mei 2019 | 09:37 WIB

BANJARMASIN - Malaysia nampaknya menjadi primadona bagi para importir di Banua. Pasalnya, berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel, nilai impor Kalsel dari negara berjuluk Negeri Jiran itu selalu menjadi yang terbesar.

Pada Maret 2019 misalnya, impor dari Malaysia mencapai USD26,95 juta. Sementara, dari negara lain yang juga menjadi pengekspor terbesar ke Kalsel angkanya masih di bawah itu; Singapura USD23,26 juta dan Finlandia USD12,29 juta.

Kepala BPS Kalsel Diah Utami mengatakan, kontribusi impor dari Malaysia mencapai 35,85 persen dari total nilai impor Kalsel pada Maret. Disusul Singapura dan Finlandia yang masing-masing memberikan kontribusi 30,94 persen dan 16,34 persen.

"Malaysia selalu menjadi yang tertinggi. Bahkan di Februari 2019,nilai impor dari sana sebesar USD29,79 juta," katanya, kemarin.

Dia mengungkapkan, jenis barang yang diimpor dari Malaysia sebagian besar ialah bahan bakar mineral. "Kita mengekspor batubara ke sana,lalu kita mengimpor minyak dari sana," ungkapnya.

Jika dihitung secara keseluruhan, Diah menyampaikan bahwa nilai impor Kalsel pada Maret 2019 sebesar USD75,18 juta. Turun sekitar 55,94 persen, dibandingkan Februari 2019 yang mencapai USD170,62 juta.

"Sedangkan jika dibandingkan dengan nilai impor Maret 2018, mengalami penurunan 53,77 persen. Yang pada saat itu nilainya mencapai USD162,63 juta," ucapnya.

Lalu bagaimana dengan nilai ekspor? Dia menuturkan, ekspor melalui Pelabuhan Trisakti di Kalsel pada Maret 2019 mencapai USD747,05 juta. Naik 24,65 persen, dibandingkan Februari 2019 yang hanya sebesar USD599,31 juta. "Kalau dibandingkan dengan Maret 2018 juga turun sekitar 4,15 persen," tuturnya.

Lanjutnya, kelompok barang utama penyumbang ekspor terbesar Kalsel di bulan Maret ada pada kelompok bahan bakar mineral yakni batubara dengan nilai USD662,46 juta. "Angka itu naik sebesar 27,13 persen dibanding Februari yang mencapai USD521,10 jita," ujarnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Perdagangan Kalsel Birhasani membenarkan angka impor dan ekspor yang dirilis oleh BPS Kalsel. "Iya semuanya benar. Impor dan ekspor dilakukan untuk memperkuat dan mendukung jalannya usaha industri," katanya.

Seperti halnya impor dari Malaysia, menurutnya ada banyak barang yang diperlukan pelaku industri yang ada di sana. Sedangkan, di dalam negeri tidak tersedia. "Barang dari Malaysia biasanya mesin, peralatan listrik dan minyak," pungkasnya. (ris/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Eksistensi Usaha Minimarket Kian Tumbuh

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20 WIB

Harga Daging Sapi di Kutai Barat Turun

Sabtu, 27 April 2024 | 10:00 WIB

BI Proyeksikan Rupiah Menguat di Kuartal III

Sabtu, 27 April 2024 | 09:01 WIB

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB
X