BANJARMASIN - Stok darah menipis saat Ramadan. Hal ini disebabkan pendonor darah takut tubuh melemah dan batal puasa saat mendonorkan darah. Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Banjarmasin menyiasati tren penurunan stok darah dengan mengubah jam donor darah di masjid-masjid seusai salat tarawih.
“Kita menggelar donor darah setiap hari di halaman Sabilal Muhtadin dari pukul 19.00 Wita -22.00 Wita,” kata dokter Budi Irawan yang menangani stok darah di UTD PMI Banjarmasin, Senin (6/5).
Pada bulan-bulan biasa, untuk meningkatkan jumlah pendonor, pihaknya rutin menggelar kerja sama dengan berbagai instansi maupun lembaga untuk mengadakan donor darah kolektif. Cara tersebut sangat efektif membantu persediaan stok darah. Tapi saat puasa memang persediaan selalu mengalami penurunan.
Memasuki bulan puasa, masyarakat jarang yang mau mendonorkan darahnya. Mungkin ada yang berpendapat donor darah dapat membatalkan puasa, sehingga menurunkan minat pendonor. “Padahal donor di saat puasa tidak membatalkan puasa, karena ini untuk kesehatan,” jelasnya.
Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, kekosongan stok darah terjadi selama bulan puasa hingga dua pekan setelah Idul Fitri. “Karena masih dalam suasana lebaran, orang masih jarang yang mau keluar rumah,” tambahnya.
Melihat kondisi stok darah yang ada di UTD, sebut Budi, jumlahnya hanya sebanyak 750 kantong. Setiap hari rata-rata jumlah yang dikeluarkan sebanyak 100 kantong. Artinya dengan jumlah tersebut dapat memenuhi kebutuhan selama satu pekan ke depan.
Karena masyarakat yang membutuhkan darah bukan hanya masyarakat di Banjarmasin saja melainkan dari berbagai daerah, ia berharap masyarakat dapat membantu mencukupi ketersediaan darah dengan mengadakan bakti sosial donor darah. Pihaknya siap membantu gelaran itu.
“Lewat media, kami mengimbau kepada masyarakat untuk mendonorkan darahnya, donor darah tidak membatalkan puasa, karena ini untuk kesehatan,” ujarnya. (gmp/ema)
