Kaji Ibu Kota, Kalsel Tidak Didatangi Presiden

- Rabu, 8 Mei 2019 | 08:20 WIB

BANJARMASIN - Presiden RI Joko Widodo, Selasa (7/5) kemarin melakukan kunjungan kerja ke sejumlah daerah di Pulau Kalimantan. Kunjungan tersebut dilakukan sebagai bentuk tindaklanjut keseriusan pemerintah dalam pemindahan ibu kota negara Indonesia.

Sayangnya,meski menjadi salah satu daerah alternatif ibu kota yang berada di Pulau Kalimantan, Kalsel tak masuk dalam agenda kunjungan orang nomor satu di Indonesia tersebut.

Berdasarkan rilis Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden. Dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, Kepala Negara beserta rombongan lepas landas dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 pada pukul 09.00 WIB menuju Balikpapan, Kaltim.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam penerbangan menuju Kalimantan Timur adalah Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri PPN/ Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala BPN Sofyan A. Djalil, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI Trisno Hendradi, dan Komandan Paspampres Mayjen TNI Maruli Simanjutak.

Setibanya di Kota Balikpapan, pada pukul 11.55 Wita, Presiden Jokowi langsung menuju ke lokasi yang menjadi alternatif rencana pemindahan ibu kota di daerah tersebut.

Dari sana, Jokowi beserta rombongan melanjutkan perjalanan menuju Provinsi Kalimantan Tengah dan bermalam di Kota Palangkaraya. Untuk melanjutkan rangkaian kunjungan kerja keesokan harinya. Di antaranya meninjau lokasi yang menjadi alternatif rencana pemindahan ibu kota di sana.

Dari Palangkaraya, Jokowi dikabarkan kembali ke Jakarta tanpa mendatangi daerah alternatif ibu kota di Kalsel, yakni Batulicin, Tanah Bumbu. Saat dikonfirmasi Radar Banjarmasin, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presidenan, Bey Machmudin membenarkan hal itu. "Benar, beliau tidak ke Kalsel," singkatnya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kalsel Nurul Fajar Desira yang ditunjuk sebagai ketua tim dalam persiapan alternatif ibu kota di Tanah Bumbu menanggapi santai perkembangan ini. "Biar saja tidak dikunjungi, yang penting dipilih," candanya.

Dia mengungkapkan, pada prinsipnya sesama daerah alternatif ibu kota saat ini tidak sedang berkompetensi. Daerah mana pun yang ditunjuk pemerintah pusat, bakal didukung oleh semua pihak.

"Kita semua saling dukung. Kalau pun dipilih, kami juga siap," ungkapnya.

Kandidat ibu kota baru memang sudah dipastikan berada di luar Jawa. Pilihannya mengerucut pada empat provinsi di jantung Indonesia. Kalimantan tengah, Selatan, Timur, dan Sulawesi Barat. Masing-masing tampak memiliki keunggulan yang menjadikannya layak sebagai ibu kota baru.

Setidaknya, hal itu bisa terlihat dari presentasi awal tiga gubernur dan satu perwakilan Provinsi Kaltim, Senin (6/5) tadi di Kantor Staf Presiden.

Keempat provinsi itu dianggap paling sesuai dengan visi pemerataan pembangunan yang diminta Presiden Joko Widodo. Menteri Bappenas Bambang Brodjonegoro menjelaskan, pembangunan lima tahun ke depan tdiak hanya berfokus pada masalah pemindahan ibu kota. Namun juga menangani persoalan pemerataan pembangunan.

Karena itu, idenya adalah merancang kota yang tidak akan menyaingi Jakarta. Jakarta akan tetap menjadi pusat bisnis dan keuangan.

’’Jadi nanti BI, OJK, BKPM misalkan, tetap akan berlokasi di Jakarta,’’ terangnya. Pusat pemerintahan cukup menjadi rumah bagi eksekutif, legislatif, yudikatif, dan kedutaan besar negara sahabat.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X