BANJARBARU - Fenomena Balapan liar di bulan Ramadan jadi polemik tersendiri. Tak terkecuali di Kota Banjarbaru. Beberapa titik kerap dijadikan pelaku balapan liar untuk beraksi.
Sontak aksi balapan liar ini membuat resah warga dan pengguna jalan. Tidak hanya membahayakan pengguna jalan lainnya. Namun suara bising dari knalpot motor yang digunakan juga membuat warga terganggu.
Awal Ramadan lalu, Aparat Kepolisian membubarkan aksi balapan liar di Lapangan Murjani. Bahkan lima kendaraan diamankan polisi karena terlibat balapan berbahaya ini.
Terkait fenomena balapan liar ini. Ketua Komisi II DPRD Banjarbaru, Syamsuri menyatakan sangat miris. Apalagi katanya beberapa yang terlibat merupakan masih berstatus pelajar.
"Ini memang fenomena musiman ya di bulan Ramadan. Tentu harus segera ditindak karena sangat meresahkan dan juga membahayakan," ujarnya.
Menurut legislator Partai Gerindra ini. Balapan liar harus terus dalam pengawasan dan patroli aparat. Sebab jika dibiarkan dan tidak diawasi. Balapan liar ucap Syamsuri akan terjadi.
"Saya pikir, selain aparat yang berwenang. Warga juga harus berpartisipasi dalam menindak balapan liar ini. Bisa dilakukan teguran kepada mereka yang berbalapan atau melaporkannya ke aparat kepolisian," imbaunya.
Selain itu, Syamsuri turut menyarankan agar Pemerintah daerah bisa memberikan pemberitahuan publik soal larangan balapan liar ini. "Bisa lewat pengeras suara dan juga baliho atau spanduk. Bahkan kalau perlu disertakan sanksinya apa di pemberitahuan itu," pungkasnya. (rvn/al/ema)