Selipkan Humor Saat Bertausiah

- Selasa, 14 Mei 2019 | 12:31 WIB

CERAMAH atau tausiah tak melulu dibawakan dengan serius, adakalanya penceramah membawakannya menyesuaikan dengan situasi jemaah yang hadir. Hal ini seperti dilakukan ustaz Muhammad Fahrianor Syahdan.

Oleh: SALAHUDIN, Kandangan

TIDAK begitu sulit menemukan tempat tinggal ustaz Muhammad Fahrianor Syahdan. Berbekal nomor handphone dikasih salah satu tenaga honorer Diskominfo HSS, wartawan Radar Banjarmasin, Jumat (10/5) pagi menjelang siang menemui ustaz kelahiran bulan Juli tahun 1979 ini.

Dari kantor Diskominfo HSS di Jalan Aluh Idut, Kandangan Kota menuju rumah ustaz Fahri – panggilan Muhammad Fahrianor Syahdan tidak begitu jauh. Rumahnya berada di Jalan Pahlawan, tepatnya dibelakang salah satu rumah sakit swasta Hartono, Kandangan.

Saat ditemui dirumahnya ustaz Fahri sedang mempersiapkan diri untuk menjadi khatib salat Jumat di salah satu masjid di Kabupaten HSS.

Sebelum berangkat, penulis meminta waktu untuk bersilaturahmi sekaligus berbincang dengan ayah tiga orang anak ini. Ustaz Fahri dikenal jemaahnya humoris dan merupakan salah satu ustaz yang terkenal di Kabupaten HSS.

Saat berdakwah atau menyampaikan tausiah gaya ceramah ustaz jebolan pondok pesantren (Ponpes) Darul Ulum, Kandangan ini renyah, masuk ke segala kalangan usia. “Kalau dibilang homuris tidak juga sih. Saya hanya berbicara menyesuaikan dengan jemaah yang hadir saja,” ujarnya.

Karena gaya tausiahnya, Ustaz kelahiran Kabupaten HST ini, sering diundang berbagai dinas-dinas di Pemkab HSS untuk mengisi tausiah. Bahkan dakwahnya sudah pernah ke wilayah Sumatera. “Alhamdulillah setiap hari, ada saja jadwal mengisi tausiah,” ucapnya.

Ustaz Fahri berdakwah sejak lulus dari Ponpes Darul Ulum, Kandangan sekitar tahun 2002 lalu. Dakwahnya dari satu tempat ke tempat lain. Bahkan untuk memperdalam ilmunya ia sempat menuntut ilmu dan berdakwah ke Jambi, Sumatera Tengah.

Di Kota tersebut, bahkan ia mendapatkan istri orang Jambi. Tidak berapa lama ustaz Fahri pulang kampung ke Kandangan, Kabupaten HSS sampai sekarang. “Disana (Jambi, red), belajar sambil berdakwah juga,” tuturnya.

Saat menyampaikan ceramah di hadapan banyak orang, ustaz Fahri biasanya menggunakan gamis dengan bergaya bahasa tutur dengan pilihan kata-kata populer. Menyampaikan dakwah aneka tema mengenai risalah Islam secara santai dan menghibur tapi sarat makna.

“Saya menyampaikan bahasan dengan bahasa-bahasa ringan serta mudah dipahami,” argumennya.

Pengasuh Ponpes Darul Mukhtar, Kandangan ini dalam berdakwah mengawalinya dengan membaca sayyidul istighfar bersama jemaah. Serta menyampaikan pesan ilmu tauhid dan akhlak.“Sayyidul istighfar ini untuk membersihkan. Ibarat gelas harus bersih biar saat dituangkan air tidak kotor,” sebutnya.

Karena gaya dakwahnya ini banyak warga mengundang ustaz Fahri untuk menyampaikan tausiah."Kalau mau mengundang ulun (Saya,red), biasa saja. Bisa datang ke rumah atau menghubungi nomor telpon," sebutnya.

Ada pun untuk biaya, ustaz Fahri tidak mematok tarif khusus. "Tidak ada tarif," tambah ustaz Fahri.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X