INNALILLAHI....Sudah 20 Orang KPPS di Banua yang Meninggal

- Rabu, 15 Mei 2019 | 09:23 WIB

BANJARMASIN - Deret maut jumlah petugas Pemilu yang meninggal dunia di Kalsel terus bertambah dalam sepekan terakhir. Jika sebelumnya hanya ada 9 korban meninggal, berdasarkan data terakhir jumlahnya bertambah dua kali lipat.

"Data petugas Pemilu 2019 di Kalimantan Selatan yang meninggal dunia sebanyak 20 orang," kata Komisioner KPU Kalsel Edy Ariansyah (14/5).

Petugas yang meninggal merata di sejumlah daerah. Eddy menyebut KPU Kalsel sudah menindaklanjuti surat Sekjend KPU RI perihal verifikasi dan validasi data petugas KPPS, PPS, PPK dan Petugas Ketertiban TPS yang meninggal dunia atau sakit akibat kecelakaan kerja pada Pemilu 2019.

"Laporan data dokumen hasil verifikasi dan validasi telah disampaikan kepada KPU RI tanggal 11 Mei tadi," ujarnya.

Dia mengatakan KPU mengupayakan santunan terhadap jajaran petugas pemilu yang meninggal dunia dan kecelakaan dalam kerja penyelenggaraan pemilu.

"Hasil dari verifikasi dan validasi data yang dilaporkan oleh KPU kabupaten/kota akan diproses lebih lanjut oleh KPU RI. Semoga segera tersalurkan dalam waktu dekat," harapnya.

Untuk mengetahui penyebab meninggalnya petugas pemilu tersebut, masih perlu didalami. Kementerian Kesehatan telah digandeng oleh KPU dan Bawaslu untuk melakukan penyelidikan kematian petugas TPS di seluruh Indonesia. Kemenkes telah menerima laporan dari 15 provinsi.

Berdasarkan laporan dinas kesehatan dari 15 provinsi tersebut, penyebab kematian petugas TPS ada 13 jenis penyakit dan satu kecelakaan. 13 penyakit tersebut adalah infarct myocard (penyumbatan otot jantung), gagal jantung, koma hepatikum (gagal hati), stroke, respiratory failure (gagal napas), hipertensi, meningitis, sepsis (infeksi), dan asma. Selain itu juga diabetes melitus, gagal ginjal, TBC, dan kegagalan multi organ. Kebanyakan usia korban meninggal di kisaran 50-59 tahun.

Sekretaris Jenderal Kemenkes Oscar Primadi mengatakan kementeriannya sudah menerima laporan hasil investigasi penyebab meninggalnya petugas penyelenggara Pemilu dari 15 dinas kesehatan provinsi. 15 provinsi itu antara lain DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, dan Bengkulu. Selain itu juga Kepulauan Riau, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Utara.

Oscar meminta kepada masyarakat agar tetap tenang. ”Pekerjaan sebagai petugas pemilu juga dituntut kondisi kesehatan yang prima. Maka para petugas pemilu yang mengidap penyakit tertentu akan terpicu bila tidak mengatur waktu bekerja yang berlebihan,” ungkapnya.

Oscar mengatakan terkait jadwal petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) perlu dilihat terlebih dahulu jadwal padatnya seperti apa. Terkait penjadwalan ini perlu pendalaman lebih lanjut dengan KPU. ”Nantinya kita akan bahas bersama KPU untuk perencanaan pemilu mendatang,” katanya.

Kedepan, menurut Oscar, petugas pemilu yang dipekerjakan diupayakan mempunyai kondisi kesehatan yang baik. Selain itu juga dibutuhkan lingkungan pekerjaan yang sehat, ruangan yang cukup luas, dan ritme kerja yang baik. ”Diharapkan, tidak merokok dan tidak terpapar asap rokok, serta memberikan porsi istirahat yang cukup,” ujarnya.

Sebelumnya, Kemenkes telah menyiagakan tenaga kesehatan sejak sebelum waktu pencoblosan dimulai pada 17 April. Oscar menambahkan komunikasi dengan tenaga kesehatan di daerah, sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelum tanggap Pemilu serentak. (gmp/lyn/ay/ema)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X