Berbincang dengan Guru Haji Abul Hasan Desa Gadung Keramat Bakarangan

- Minggu, 19 Mei 2019 | 10:22 WIB

Desa Gadung Keramat Kecamatan Bakarangan dari dulu terkenal akan banyaknya ulama dan salah satu daerah yang merupakan gudangnya ilmu, hal itulah yang mendorong guru Haji Abul Hasan membangun sebuah sekolah.

===================

RASIDI FADLI, Rantau.

===================

Untuk menemui sosok guru Haji Abul Hasan sangatlah mudah, karena rata-rata masyarakat Kecamatan Bakarangan Kabupaten Tapin sangat mengenal beliau.

Bahkan, saat penulis bertanya tempat tinggal guru Abul sapaan beliau kepada masyarakat, mereka langsung menunjukkan rumahnya, kebetulan ia lagi santai di pelataran rumah bersama salah satu warga.

Tidak sempat mengenalkan nama dan tujuan kedatangan penulis, guru Haji Abul Hasan langsung mempersilahkan penulis untuk masuk ke rumahnya.

Di dalam rumah kayu semi permanen ini terdapat banyak foto ulama-ulama yang ada di Kalsel dan salah satunya paling besar adalah foto guru Sekumpul. "Bisa saja aku menerangkan kisah hidupku, kemungkinan kurang tapi mun lebih tidak," guru Haji Abul membuka pembicaraan.

Ia bercerita, dulu di Desa Gadung Keramat Kecamatan Bakarangan ini merupakan daerah tumpukan ilmu, karena banyak alim ulama di sini, namun ketika mereka meninggal tidak ada lagi bisa meneruskan.

"Hal inilah yang mendorong saya untuk membangun sekolah sebagai wadah untuk tempat belajar, dengan harapan ada generasi penerus yang bisa membagi ilmunya," ungkapnya.

Namun sebelum itu, guru Abul Hasan kecil saat tamat sekolah dasar tahun 1960, terlebih dahulu menempuh pendidikan agama dengan menyerahkan ke madrasah di Pengaron dengan pengajarnya bernama guru Asmuni selama satu tahun.

"Sesudah di situ saya kemudian pindah ke Pondok Pesantren Darussalam Martapura untuk sekolah selama 8 tahun dimulai dari 1962 sampai 1970," katanya.

Lalu setelah 1970 balik ke kampung halaman, enam tahun kemudian ke Keraton Martapura lalu ke Sekumpul untuk belajar agama dengan KH M Zaini Abdul Ghani atau Abah guru Sekumpul.

"Guru Sekumpul itu yang lebih ditekankan sidin kepada murid-muridnya adalah nasihat-nasihat dan adab-adab kepada orang tua dan guru. Apa yang sidin ajarkan waktu itu sangat melekat dalam ingatan,” ujar guru Abul yang ikut mengaji duduk dengan Guru Sekumpul selama 9 tahun.

Saat belajar dengan guru Sekumpul itu pula, keinginannya untuk membangun sekolah kembali terlintas di kepala, lalu meminta izin dengan guru Sekumpul untuk membangun sekolah di kampung halaman.

Halaman:

Editor: berry-Beri Mardiansyah

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X