BANJARBARU - Saat ini TPA Regional Banjarbakula di Banjarbaru terpaksa stop beroperasi. Buntut dari protes dan keluhan warga setempat soal armada truk sampah yang lewat di jalan warga. Juga ada beberapa keluhan soal bau sampah yang menyengat.
Atas polemik ini, saat ini TPA yang mengakomodir sampah dari lima daerah ini terpaksa dihentikan. Pihak Pemprov pun juga belum menyebut kapan secara pasti TPA akan dibuka kembali.
Terkait hal ini, Sekretaris Komisi III DPRD Kota Banjarbaru berpandangan agar permasalahan ini harus segera dirembukkan seluruh pihak. Tidak hanya antara pemerintah daerah dan warga, namun sebutnya bisa melibatkan stakeholder yang berkompeten dalam memberikan solusi.
"Sebetulnya TPA Regional ini sangat positif karena dapat mengelola pendistribusian sampah serta juga untuk perlindungan bumi di kehidupan di masa depan," bukanya.
Akan tetapi, permasalahan yang timbul sebut Nurkhalis harus jadi atensi semua stakeholder. Misalnya katanya adalah dengan menggandeng pihak akademisi di perguruan tinggi yang ada di Banua ataupun Banjarbaru.
"Saya pikir, mungkin ada banyak anak muda yg bisa mempercepat laju reaksi penguraiannya. Mungkin juga ada anak muda yang bisa membuat transportasi yang minimum atas risiko kontaminasi, ini bisa dipikirkan," pandangnya.
Makanya katanya, seharusnya semua stakeholder yang terlibat bisa berdiskusi dengan mereka. "Kita bisa dengarkan kuliah singkat dari para ahlinya dan juga para millenials tentang sanitary landfill, secure landfill, WWTP, composting, dll. Karena saat ini adalah era nya mereka."
Terakhir, legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini berharap bahwa jalan menuju TPA Regional bisa terakomodir dengan baik dan juga memerhatikan kenyamanan lingkungannya.
"Saya membayangkan bisa dipenuhi bunga jalannya. Kendaraan yang melintas juga dengan pesan edukasi, melaju dengan aman dengan pesan kami tengah menyelamatkan bumi. Maka saya yakin masyarakat pun merasa bangga menjadi bagian atasnya," harapnya. (rvn/ij/ema)
