Berbahaya...! VPN Gratisan Rawan Pencurian

- Jumat, 24 Mei 2019 | 08:59 WIB

WhatsApp mendadak lemot. Hanya fitur chatting yang lancar. Sementara pengiriman foto dan video tersendat. Pemerintah menegaskan, pemblokiran demi menahan laju hoax. Agar situasi di Jakarta pasca pemilu tak semakin memanas.

---

Bukan hanya WhatsApp, pengguna Facebook dan Instagram juga mengeluh. Aplikasi Proxy atau VPN (Jaringan Privat Virtual) sontak naik daun. Ramai-ramai diunduh untuk mengakali pemblokiran media sosial.

Cara kerjanya sederhana. VPN mengizinkan pengguna menjelajahi dunia maya sebagai anonim. Bahkan dengan menumpang jaringan negara mana saja. Tujuannya, membobol pemblokiran aplikasi atau situs. Pertanyannya, apakah cara ini aman? Penggunaan VPN ternyata menyimpan risiko besar.

"Karena kita menggunakan jaringan lain, maka si pemilik jaringan bisa memantau lalu lintas data kita. Bahkan, data yang dikirimkan tidak terenkripsi," jelas dosen Politeknik Negeri Banjarmasin, Arifin Noor Asyikin, kemarin (23/5).

Di Poliban, Arifin memegang mata kuliah Administrasi Jaringan. Dia juga mengajar Pengelola Jaringan di kampus UIN Antasari dan STKIP PGRI Banjarmasin.

"Akhirnya, data kita bisa dicuri untuk kembali dijual secara ilegal," imbuhnya. Enkripsi adalah metode untuk menyimpan dan mengirim data melalui bahasa kode rahasia. Tanpa enkripsi, data menjadi rawan dicuri.

Kebetulan, Proxy dan VPN merupakan topik pembahasan dalam tesis Arifin. Dari hasil penelitiannya, dia berani memastikan, sejumlah merek VPN memang sengaja didesain untuk menyimpan virus. Sebut saja Adware, Trojan, dan Spyware.

"Si virus akan berada di tengah jalur komunikasi pengguna. Tugasnya adalah membaca, membajak, dan mencuri data kita," jelasnya. Bukan hanya mencuri, si virus akan meninggalkan cinderamata berupa Malware. Malware adalah penyusup jahat untuk merusak sistem komputer.

Lalu, apa solusinya? Pakailah VPN versi berbayar. Bukan yang gratisan. "Biasanya mereka memiliki aturan ketat. Mampu menjamin terkait perlindungan data," terang Arifin.

Namun, Arifin sangat tidak menyarankan cara itu. Ditegaskannya, pemblokiran ini takkan berlangsung selamanya. Hanya beberapa hari saja sampai situasi politik kembali mendingin.

"Solusinya adalah bersabar. Enggak bakalan pemerintah membiarkan kondisi ini berlama-lama. Saya melihat, kegelisahan ini akibat ketergantungan yang akut dengan medsos," pungkasnya. (fud/ay/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X