Sosmed Dibatasi Pemerintah, Pebisnis dan Selebgram Banua yang Dirugikan

- Jumat, 24 Mei 2019 | 09:08 WIB

BANJARMASIN - Pebisnis dan pedagang yang menjalankan usahanya online paling merasakan dampak negatif kebijakan pembatasan media sosial yang dilakukan pemerintah. 

Para selebgram yang biasanya mencari pendapatan dengan cara mereferensikan produk milik orang lain ke akun Instagram-nya (endorse) juga dibuat geregetan lantaran sulitnya mengakses medsos.

Salah satu pebisnis yang merasa dirugikan atas pembatasan medsos ialah Agus Gazali Rahman, atau lebih dikenal sebagai Chef Agus Sasirangan. Dia mengungkapkan, ketika WA dibatasi pada 22 Mei tadi, pengunjung di rumah makannya; Mie Bancir berkurang hingga 20 persen.

"Ada banyak yang mau reservasi via WA untuk berbuka puasa, dengan minta kirimkan foto buku menu. Tapi karena WA tidak bisa mengirim foto, maka ada beberapa yang tidak jadi reservasi," katanya.

Agus sendiri punya lima outlet Mie Bancir yang tersebar di tiga daerah. Yakni, Banjarmasin, Banjarbaru dan Tanah Laut. Dengan adanya pembatasan medsos seluruhnya pun turut terdampak. "Pembatasan medsos memang sangat mengganggu," ujarnya.

Ditambahkannya, selain bisnis kulinernya, bisnis endorse di akun instagramnya: @agussasiranganbjm juga ikut terdampak. Ada puluhan produk yang harus direferensikan ke warganet gagal diupload, lantaran akses IG dibatasi. "Ada sekitar 20 lebih produk yang mau diupload di snapgram story saya pending. Lalu, saya mau upload video di Youtube juga lelet," tambahnya.

Pria yang mulai dikenal karena menjadi finalis MasterChef Indonesia musim pertama ini mengaku mematok tarif endorse melalui Story IG sebesar Rp300 ribu untuk tiga kali posting. "Tapi kalau posting di IG rate endorse saya Rp2,5 juta," ucapnya.

Selain Agus Sasirangan, nasib sama juga dialami Selebgram Banua bernama Thalita Sabella Nahztasya. Dia mengaku kesulitan meng-endorse produk di akun IG-nya: @thalita_nahztasya, semenjak medsos dibatasi.

"Medsos lelet. Endorse jadi terbengkalai. Ada dua produk yang belum saya review di Instagram," ujarnya.

Bukan hanya bisnis endorse-nya yang terdampak buruk, jualan online wanita yang berprofesi sebagai model make-up ini juga ikut berpengaruh.

"Saya ada jualan kue bingka dan keripik lewat online. Sejak medsos dibatasi penjualannya berkurang hingga 50 persen," bebernya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kalsel Gusti Yanuar Noor Rifai meminta agar masyarakat bersabar. Sebab, pembatasan akses medsos dilakukan bertujuan untuk meredam situasi dan mencegah viralnya hoaks dan informasi yang mengompori publik.

"Semua ini kewenangan pusat. Kami hanya bisa mengimbau agar masyarakat berhati-hati dalam bermedia sosial," jelasnya.

Disinggung sampai kapan akses media sosial dibatasi, pria yang akrab disapa Rifai mengaku belum mengetahuinya. "Mungkin sampai suasana sudah kondusif, baru tidak ada lagi pembatasan," paparnya.

Dia mengimbau supaya masyarakat menahan diri membagikan video ataupun foto ricuh pada 22 Mei. Sebab, ada banyak hoaks yang bertebaran. "Video dan foto banyak yang berbau sara. Jadi tak perlu disebarkan. Kalau perlu dihapus saja," pungkasnya. (ris/ay/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X