Hapal Banyak Cerita Hidup Wali Allah

- Selasa, 28 Mei 2019 | 10:41 WIB

Sesuai jabatannya sebagai penyuluh agama Islam fungsional KUA Kecamatan Bakumpai, tugas Pitmanuddin adalah berdakwah di tengah-tengah masyarakat.

--- Ahmad Mubarak, Marabahan ---

Bagi warga Bakumpai dan Marabahan, nama Tuan Guru Pitmanuddin sudah tidak asing. Sarjana agama ini terkenal karena materi ceramahnya yang diselingi humor. Hal ini ceramahnya mudah diterima jemaah.

Apalagi untuk menemui Ustaz Pitmanuddin tidak lah sulit. Dari Pasar Marabahan hanya membutuhkan waktu lima menit perjalanan sungai dengan kelotok. Dia selalu ada di KUA Kecamatan Bakumpai. Hanya saja untuk menemuinya, tidak dianjurkan Pukul 14.00 Wita.

Karena guru Pitmanuddin di waktu tersebut sudah melakukan perjalan mengisi dakwah di majelis taklim di Kecamatan Marabahan/Bakumpai.

Ketika ditemui di kantor kecilnya di KUA Kecamatan Bakumpai, penulis disambut dengan ceria oleh guru Pitmanuddin. Lulusan IAIN Antasari tahun 1996 Jurusan Tafsir Hadits ini menceritakan rutinitasnya sehari-hari.

Setiap hari rutinitasnya dihiasi dengan dakwah di dua belas majelis taklim yang ada di Marabahan dan Bakumpai. Dia juga biasa membacakan manakb (cerita riwayat hidup wali Allah) di rumah-rumah warga.

Berkaitan pembacaan manakib, menurut cerita Ustaz Pitmanuddin, jadwalnya sudah penuh.

"Pembacaan manakib di bulan ini sangat banyak, beberapa warga terpaksa harus ditolak karena waktu yang ditawarkan hanya saat berbuka puasa," ujar warga Desa Sungai Lirik.

Lelaki kelahiran Muara Tuhub Kalteng, 18 Juni 1970 ini mengaku manakib yang diceritakan sesuai permintaan pemilik hajat. Ustaz Pitmanuddin menguasai banyak manakib ulama dan wali Allah.

Yang paling banyak diminta warga, manakib Siti Khadijah, Syekh Saman, Syekh Abdul Kadir Jailani, Imam Syafi'i, Datu Palampayan, dan masih banyak lagi.

Banyaknya manakib yang dikuasainya, menurut lelaki yang suka humor ini, didapatkan dari kesukaannya membaca buku. Semua pengetahuan yang didapatkannya atas kerja keras membaca.

"Yang terpenting jangan hanya manakib saja, apabila cuma cerita yang monoton, warga akan bosan," ujarnya.

Selain humor, Pitmanuddin juga memasukan unsur bahasa daerah (Bakumpai) dalam ceramahnya. "Mayoritas warga bahasa Bakumpai," ujarnya yang mengaku juga keturunan Dayak Bakumpai.

Ustaz Pitmanuddin membeberkan untuk pembacaan manaqib, sudah dilakukannya bukan hanya di Marabahan dan Bakumpai. Tetapi sudah sampai di provinsi tetangga, Kalteng. Jadwal paling banyak pembacaan manakib adalah di bulan Maulid, Rajab, dan Muharam.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X