SAKADUP? SUDAH KUNO!

- Kamis, 30 Mei 2019 | 12:08 WIB

Tak semua orang tahu lokasi Warung Sakadup. Sudah tahu pun, pelanggannnya harus makan dengan was-was karena ancaman penggerebekan Satpol PP. Diam-diam beberapa masyarakat perkotaan punya solusi jitu: pesan makanan lewat ojek online.

---

Satpol PP boleh saja menggerebek warung-warung yang buka siang hari. Tapi restoran-restoran cepat saji tetap buka. pelanggannya pun terlihat identik, karena semuanya memakai jaket hijau.

"itu ojek online yang antre," kata Mutakin, salah seorang karyawan sebuah perusahaan swasta di pusat kota Banjarbaru. "Siang hari pasti ramai di sana, banyak pesanan," katanya tertawa.

Dia mengatakan, dibanding mencari Warung Sakadup, warga kota yang tidak puasa kini lebih pintar. Mereka membeli makanan lewat aplikasi. Tinggal menunggu di rumah, pencet aplikasi, pilih menu, lalu abang-abang Ojol (ojek online) tiba mengantar makanan yang kita pesan. "Sakadup sudah kuno," gelaknya.

Di Banua, ada dua perusahaan Ojol raksasa yang beroperasi. Gojek & Grab. Fitur pembelian makannya adalah Go-Food dan GrabFood. Fiturnya sama persis. Yang membedakan hanya promonya.

Radar Banjarmasin sendiri memantau dua rumah makan cepat saji di km 34 A Yani Banjarbaru itu. Rudi, salah seorang tukang ojek online mengatakan ia melayani antar makanan untuk menambah penghasilan. Pasalnya, selama bulan Ramadan, ada penurunan pendapatan di siang hari. Warga enggan keluar dengan ojek karena panas yang memicu dahaga.

Hal ini membuatnya melayani pembelian makanan. Rudi menjawab mayoritas pembeli makanan dari ojek online adalah wanita.

"Pikir positif aja sih, mungkin sedang berhalangan puasanya jadi mau makan siang-siang," ucap driver yang mengaku baru tiga bulan menjadi tukan ojek online.

Apa ada beban tersendiri bagi Rudi melayani pembeli makanan di bulan Ramadan? Rudi tak menampik bahwa dia sempat bimbang. Takut, profesinya jadi alasan orang buat tak menjalankan ibadah puasa.

"Soalnya pernah dapat orderan pria. Order pukul 14.00 Wita siang, pas terik-teriknya. Dia mesan minuman dingin sama paket ayam dan nasi. Jujur hati enggak enak, tapi ya saya niatkan ini hanya sebagai pekerjaan saja," curhatnya.

Semenjak itu, Rudi berusaha memfilter akun pemesan makanan di siang hari. Ia lebih memilih pemesan akun perempuan ketimbang pria. "Rasanya tidak enak saja. Jadi kalau bisa (disortir), ya saya lakukan."

Radar Banjarmasin kemudian beralih ke rumah makan sejenis di pusat perbelanjaan modern yang ada di Banjarbaru. Beberapa Ojek online tampak sedang menunggu orderan. Setidaknya ada tiga orang.

"Saya memang nongkrong di sekitar sini, karena orderannya lumayan ramai. Sehari bisa sampai lima orderan lebih," cerita Andi, ojek online yang tinggal di Jalan Veteran Martapura ini.

Agak berbeda dengan Rudi, Andi terkesan lebih cuek. Menurutnya, yang terpenting diniatkan adalah soal profesinya. "Kita hanya bekerja mas, kalau tidak begini ya mau makan apa," celetuknya.

Makanya bagi Andi, siapapun yang ngorder makanan ia tak ambil pusing. Toh sebutnya dosa urusan masing-masing dengan Tuhan. "Itu kan urusan yang pesan. Kita bekerja saja."

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pelanggar Perda Ramadan di HSS Turun Drastis

Selasa, 16 April 2024 | 14:40 WIB

Investor Masuk, Orientasi PAM Bandarmasih Berubah?

Senin, 15 April 2024 | 17:00 WIB

Liburan di HST, Wisata Air Jadi Favorit Pengunjung

Senin, 15 April 2024 | 14:00 WIB
X