Banjir di Tanbu Meluas, Ratusan Rumah dan Lahan Terendam

- Senin, 10 Juni 2019 | 09:06 WIB

BATULICIN - Banjir di Kabupaten Tanah Bumbu meluas. Meski tidak memakan korban jiwa, tetapi ratusan rumah dan tanaman padi kini terendam air.

Di Kecamatan Sungai Loban, banjir menggenangi ratusan rumah warga di Desa Sebamban Lama dan Desa Sebamban Baru. Rumah warga yang berada di pinggiran sungai terendam hingga ke atap. Banyak warga terpaksa mengungsi ke rumah keluarga.

Beberapa warga juga minta sumbangan di tengah jalan. Hal ini dilakukan karena aktivitas mereka lumpuh. Warga tak bisa bekerja dan hanya duduk-duduk lesehan di teras rumah menunggu air surut.

Jalan raya di dua desa tersebut juga tergenang air dan hanya bisa dilalui bergantian. Anggota polisi dan TNI ikut membantu warga. Antrean panjang hingga ratusan meter.

Amrul, warga Desa Sebamban Lama mengatakan banjir terjadi sejak Sabtu (8/6) sore hingga siang kemarin. “Sejak tadi malam hujan terus. Siang ini saja cuaca lumayan mendukung. Mudah-mudahan air cepat surut,” ujarnya.

Kepala BPBD Tanbu Eryanto Rais mengatakan bantuan untuk korban banjir di Kecamatan Sungai Loban sudah diberikan. Baik dari perusahaan maupun pemerintah daerah. “Rata-rata bantuannya berupa sembako,” kata Eryanto, kepada Radar Banjarmasin, kemarin siang.

Dikatakan Eryanto, musibah banjir di Kabupaten Tanbu melanda hampir di semua kecamatan. Kecamatan terparah berada di Kusan Hulu. Di kecamatan ini, banjir melanda 13 desa. Rata-rata desa di kecamatan ini berada dipinggiran sungai kusan.

“Dari data yang kami himpun di Kecamatan Kusan Hulu, ada rumah yang terendam dan ada juga rumah yang hampir terendam. Rumah warga yang terendam berada dipinggiran sungai kusan,” jelas Eryanto.

Selain perumahan warga, banjir di Kecamatan Kusan Hulu juga merendam lahan pertanian. Menurut Eryanto, lahan pertanian hampir semua kecamatan mengalami musibah banjir, namun luas lahannya berbeda-beda. “Total lahan pertanian terdampak banjir di Kabupaten Tanbu 686,5 hektar dan 5.225 kg (persemaian),” jelas Eryanto.

Sementara itu, jebolnya bendungan Waduk Tirawan yang dibangun dengan duit puluhan miliar menimbulkan banyak spekulasi. Banyak warga melemparkan opini bendungan yang dibangun seadanya karena tidak bisa menahan luapan air.

Komentar-komentar warga itu pun sudah diketahui PDAM Kotabaru. Humas PDAM Syarwani saat dihubungi Radar Banjarmasin mengatakan, waduk Tirawan yang berada di kaki Pegunungan Sebatung, sekitar tiga kilometer dari pusat kota itu sudah pernah dihantam tekanan air tinggi sebelumnya dan bertahan.

Dia mengaku sudah melihat video banjir di bendungan. "Iya mestinya memang gak papa sih bendungannya," ujarnya Minggu (9/6) kemarin. Sudahkah bangunan diaudit BPKP? "Saya kurang tahu hasilnya. Tapi sudah. Tanya sama pemerintah kalau soal itu," ucapnya.

Dia mengatakan bendungan atau embung Tirawan itu dibangun melalui anggaran pemerintah pusat. Sekitar Rp25 M. "Pembebasan lahan pakai dana daerah sekitar Rp5 Miliar kalau gak salah, kurang tahu pasti saya," akunya.

Yang jelas kata Syarwani lagi, proyek itu mulai dikerjakan di 2016. Peresmian pekerjaan tahun 2017. Selesai di tahun 2018. "Dilelang melalui Dinas Cipta Karya Kotabaru," bebernya.

Sayang sampai berita ini diturunkan, Kepala Dinas Cipta Karya Maulidiansyah belum memberikan keterangan. Beberapa kali dihubungi wartawan, belum direspons.

Dampak dari jebolnya embung, sebanyak 2.840 pelanggan terganggu layanan air bersihnya. Syarwani mengatakan PDAM sudah menemukan solusinya. "Solusinya kami akan pakai intake lama. Cuma banyak pipa pecah, sedang kami perbaiki."

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pengedar Sabu di Samboja Ditangkap di KuburanĀ 

Jumat, 26 April 2024 | 19:32 WIB

EO Bisa Dijerat Sejumlah Undang-Undang

Rabu, 24 April 2024 | 08:00 WIB
X