Rp26 Miliar Lagi untuk Benahi Makam

- Selasa, 11 Juni 2019 | 10:34 WIB

MARTAPURA – Meski agenda haul selalu bertepatan hari pertama masa kerja pasca libur panjang, tiap 6 Syawal 1440, tetapi Haul Akbar Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari ke-213 kemarin berlangsung semarak dari sebelumnya.

Puncak acara haul digelar di Masjid Jami Tughfaturroghibin Desa Dalam Pagar, Kecamatan Martapura Timur. Rangkaian haul kali ini lebih lama karena digelar selama 4 hari, sejak 7 sampai dengan 10 Juni 2019. Digelar di dua lokasi terpisah, Masjid Dalam Pagar Kecamatan Martapura Timur dan Kubah Datu Kalampaian, Desa Kelampaian, Kecamatan Astambul, tiap rangkaian diisi oleh jemaah berbeda dan dilaksanakan malam hari.

Tidak seperti tahun terdahulu, jemaah yang datang ke rumah Datu Kelampaian Desa Dalam Pagar lebih banyak. Mereka berebut masuk kamar depan dan berpose di ranjang peninggalan Datu Kelampaian dari Istrinya Ratu Aminah Binti Pangeran Thaha. Meski berusia ratusan tahun, ranjang kayu jati hadiah dari Belanda di Betawi masih utuh dan sangat terawat.

Jemaah pria dan wanita serta anak-anak berjubel melihat sisa peninggalan sang datu. sebagian besar, menyempatkan berfoto serta berbaring sejenak di atas kasur yang dibalut kelambu dan seprai warna kuning. ranjang itu diperoleh setelah Syekh Muhammad Arsyad Al- Banjari berhasil menjawab teka teki dan pertanyaan menjebak dari Belanda waktu pulang ke tanah air dan transit di Betawi seusai belajar di tanah suci.

“Beliau mendapat gelar resmi sebagai Haji Besar oleh salah satu gubernur jenderal VOC di Betawi karena semua pertanyaan menantang dijawab dengan benar,” kata H Mahjuri, zuriat Datu Kelampaian kemarin.

Diceritakan Mahjuri, Datu Kelampaian dari Mekkah ke Betawi bersama temannya,Syekh Adurrahman dari Betawi, Syekh Abdul Wahab dari Bugis, Syekh Abdussamad dari Palembang. Kehadiran mereka sudah dideteksi oleh Belanda, dan ditunggu. Sehingga langsung disambut oleh Gubernur Jenderal waktu itu.

Kealiman Datu Kelampaian langsung diuji langsung oleh Belanda. Ia disuguhi pertanyaan tentang dalam lautan, kebenaran ada air di situ ada ikan, apakah mungkin di dalam batok kelapa ada ikan. Dan diminta menebak misteri dari isi peti. Padahal, semua pertanyaan itu sangat menjebak. Berkat pengetahuan dan karomah akhirnya dijawab dengan benar.

“Contohnya, Belanda bertanya tentang mungkinkah ada ikan dalam batok air kelapa. Datu Kelampaian menjawab ada ikan. Setelah dibelah, ternyata ada ikan di dalamnya. karena kepandaiannya, beliau diberi hadiah ranjang yang sampai hari ini bisa kita saksikan di Dalam Pagar,” cerita Mahjuri.

Ranjang hadiah dari Belanda itu rupanya digunakan oleh Datu Kelampaian sebagai mahar ketika meminang Ratu Aminah. Selain ranjang itu, beberapa benda berharga lain serta sejumlah uang yang turut menjadi mahar pernikahan waktu itu. Tentu saja banyak kisah aneh yang dikisahkan tentang ranjang tersebut. Setinggi apa pun badan orang, ketika berbaring di atas kasur ranjang itu selalu cukup.

Dicegat setelah puncak haul, KH Wildan Salman mengungkapkan kepercayaan internal keluarga yang belum banyak diketahui publik. Sosok datu, kata Guru Wildan memegang wilayah tugas kewalian meliputi Kalimantan secara khusus dan Indonesia secara umum. Ini dibuktikan, jemaah haul tidak pernah berkurang, datang dari penjuru Indonesia dan luar negeri.

“Zuriat Datu sangat banyak di luar negeri seperti Malaysia, Thailand, Brunai, dan Singapura. Mereka ini yang bertugas mengemban tugas dakwah dan melanjutkan di tempatnya masing-masing,” ungkap Putra KH Salman Jalil, yang kini jadi Pimpinan Pondok Pesantren Tahfizul Quran Darussalam, Tanjung Rema, Martapura.

H Muhammad, satu satu Zuriat yang aktif di Yayasan Datu Kelampaian mengungkapkan, haul serupa telah digelar sejak wafat selama 213 tahun. Tahun sebelumnya panitia menyediakan 60 ribu nasi kotak. Kali ini ada peningkatan jumlah konsumsi yaitu 80 ribu kotak nasi samin. Total beras yang dikelola seberat 900 blek dan sapi 20 ekor.

“Relawan menyediakan dapur umum mulai Martapura Barat, Sungai Kitano, dan Teluk Selong. Semua beras ini kita buat nasi samin, Alhamdulillah semua bisa menikmati hidangan yang panitia sediakan,” ungkap Muhammad.

Haul Datu Kelampaian ini pun tetap jadi daya tarik para tokoh banua. Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor, Mantan Gubernur Kalsel H Rudy Ariffin putranya H Aditya Mufti Ariffin tidak pernah absen setiap tahun. Termasuk para kepala daerah se Kalsel dan politisi lainnya. Seluruh rangkaian tahlil dipimpin oleh Guru Wildan Salman dan Guru Masdar.

“Kami punya janji membenahi kawasan Kubah Datu Kelampaian. Sejak Agustus 2018 sudah ada peletakan batu pertama. Tahun ini kita lanjutkan lagi, sudah ada dananya,” terang Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor ketika didaulat memberikan sambutan singkat.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X